Saat Seniman Menolak Penggusuran di Bukit Duri dengan Memainkan Musik

Jakarta - Genderang penolakan penggusuran di Bukit Duri, Jakarta Selatan, bukan hanya disuarakan oleh warga namun juga seniman. Para seniman yang biasa berkumpul dalam satu wadah di Sanggar Ciliwung menolak penggusuran dengan memainkan musik.

Polisi di penggusuran Bukit Duri (Zia/detikcom)

5 Anggota Sanggar Ciliwung memainkan musik dengan alat seadanya. Panci penggorengan, seng, kayu dan angklung bersatu-padu menjadi sebuah alunan musik.

Seniman tersebut tidak bernyanyi di depan Sanggar Ciliwung yang akan dirobohkan, Rabu (28/9/2016). Mereka menggunakan penutup mulut dengan masker, kaos dan saputangan.

Zia/detikcom

Sebuah alat berat back hoe membongkar Sanggar Ciliwung yang dibangun sejak tahun 2000 itu. Melihat back hoe menggerus bangunan mereka, seniman terus memainkan musik.

"Kita nggak mau aksi anarkis, kita ingin selalu ada jalan damai," ujar guru seni budaya Sanggar Ciliwung Poltak Tambunan.

Pembongkaran Sanggar Ciliwung disaksikan pendirinya yakni Sudiarwan Sumardi. Puluhan masyarakat sekitar juga melihat pembongkaran yang dilawan dengan memainkan musik.

Zia/detikcom

Selain memainkan musik, seniman juga melakukan orasi budaya dengan menyanyi dan memberikan bunga pada Satpol PP dan personel Polres Jaksel. Sebuah poster bertuliskan Ciliwung Nyawa Kami dan karikatur Jokowi dengan tulisan Mana Janjimu juga berada dipasang di sebuah tiang dari bambu. Sebuah bendera merah putih juga dibentangkan di sebuah bambu.

Zia/detikcom

Penggusuran Bukit Duri dilakukan hari ini oleh Pemkot Jaksel. Bukit Duri berada di wilayah bantaran Kali Ciliwung. Warga sudah diberi surat peringatan ketiga (SP3) sejak (20/9/2016) lalu. Mereka yang digusur dipindahkan ke Rusunawa Rawa Bebek, Jakarta Timur.



(nwy/trw)