Selain kasus pembunuhan dua santrinya, Dimas Kanjeng dibidik kasus dugaan penipuan penggandaan uang. Terbaru, Bareskrim Polri kini menyelidiki laporan M Yakin yang mengaku ditipu Dimas Kanjeng senilai Rp 25 miliar.
Direktur Tipidum Bareskrim Polri Brigjen Agus Adrianto mengatakan korban dugaan penipuan Dimas Kanjeng diperkirakan mencapai ribuan orang mengingat pengikutnya dari berbagai kalangan mulai dari pensiunan TNI dan polisi hingga orang-orang yang berpendidikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lain Mahfud, lain pula cerita Marwah Daud. Marwah Daud meyakini kesaktian ilmu yang dimiliki Dimas Kanjeng.
Begini 5 kisahnya:
1. Pengikut Ditipu Rp 25 Miliar
Foto: Istimewa/Youtube
|
Bareskrim Polri telah menerima laporan dari salah satu korban, M Yakin, pada Februari 2016, yang dituangkan dalam Laporan Polisi bernomor LP/176/II/2016/Bareskrim.
"Ada yang melaporkan yang bersangkutan masalah penipuan dengan kerugian sejumlah Rp 25 miliar," ujar Direktur Tipidum Bareskrim Polri Brigjen Agus Adrianto kepada detikcom, Senin 26 September 2016.
Agus mengatakan, korban tidak hanya satu orang, melainkan ada ribuan orang. Para korban ini dari berbagai daerah di Indonesia seperti Makassar, Bali dan Jawa.
"Korbannya ada ribuan orang. Korbannya ini entah pengikutnya atau jemaatnya dan dari berbagai kalangan. Ada pensiunan TNI dan Polisi juga, orang-orang yang berpendidikan," ungkap Agus.
2. Mahfud MD Tak Percaya Dimas Kanjeng Sakti
Foto: M Rofiq
|
Mahfud sudah tidak yakin Dimas Kanjeng memiliki kemampuan seorang kiai. Menurutnya, Dimas Kanjeng tidak fasih membaca salam, salawat, dan doa-doa. Mahfud melihat justru padepokan di Probolinggo itu lebih seperti tempat klenik, bukan pesantren. Di sana juga ada yang datang untuk menggandakan uang, termasuk dari kalangan jenderal.
"Saya yang klenik-klenik gitu enggak percaya. Katanya ada beberapa jenderal banyak gandakan uang di situ, itu yang saya dengar, saya kan kayak gitu muak juga, kayak apa ini zaman sekarang kok masih ada orang berlaku begitu kok masih ada yang percaya," terangnya, Selasa (27/9/2016).
"Wah banyak lah yang disebut-sebut di situ," tambahnya saat ditanya apakah Jenderal TNI atau Polisi.
Karena itu, Mahfud juga mengimbau kepada masyarakat luas agar lebih cerdas dan tidak percaya dengan penggandaan uang tersebut.
3. Marwah Daud Lihat Mujizat
Foto: Edward Febriyati
|
"Saya juga istikharah.Saya rasional sekali, saya pertaruhkan nama besar organisasi ada ICMI, MUI, saya di kerukunan Warga Sulsel, asosiasi penerima beasiswa Habibie, saya juga lulusan Amerika. Kemudian keluarga saya, anak saya. Yang saya takut kalau saya meninggal kemudian bagaimana. Jadi saya pelajari benar," jelas Marwah, Selasa (27/9/2016).
Menurut Marwah, kemampuan linuwih Dimas Kanjeng hanya diperlihatkan pada orang-orang khusus. Di YouTube sudah beredar bagaimana Dimas Kanjeng mengambil uang dari balik badannya. "Ternyata yang namanya Sunan Bonang itu bisa mengubah daun menjadi emas. Dan ini adalah karomah yang diberikan Allah kepada orang yang dipilihnya," tegasnya.
"Di Nabi Sulaiman juga manusia suci yang bisa memindahkan singgasana Ratu Balqis," sambung dia.
"Jadi yang di YouTube, saya melihat langsung. Kemudian saya tanya tokoh agama, mereka mengatakan itu ada jin ada tuyul," lanjutnya.
Marwah bertutur, biasanya dia beraktivitas di padepokan Dimas Kanjeng sebulan sekali. Ada pengajian dan juga khataman alquran.
"Saya ketemu santri yang dari Jepang, Australia, Kanada, Malaysia. Mereka macam-macam profesi," sambungnya.
Lalu apakah ada jenderal TNI atau polisi yang ikut? "Saya tidak bisa katakan, pokoknya data basenya ada di saya, ada ahli keuangan, ahli hukum, dan lainnya. Jadi karomah yang dimiliki Dimas Kanjeng ini karena kuasa Allah," tegas dia.
4. Polri Bongkar Modus Dimas Kanjeng
Foto: M Rofiq
|
Korban kemudian diberikan kotak kayu dan kantong kain, yang menurut pelaku bisa mengeluarkan uang dengan jumlah berlipat ganda dari uang yang sudah dikeluarkan korban. Para korban diminta untuk tidak membuka kotak tersebut hingga waktu yang ditentukan oleh pelaku. (Baca juga: Pengikut Dimas Kanjeng Bantah Tudingan Aliran Sesat dan Penggandaan Uang)
"Menurutnya, uang korban akan berlipat ganda kalau korban ikhlas. Kan tidak masuk akal," ungkap Direktur Tipidum Bareskrim Polri Brigjen Agus Adrianto kepada detikcom, Senin 26 September 2016.
Sejauh ini, Bareskrim telah memeriksa korban dan 3 saksi lainnya. Bareskrim Polri akan berkoordinasi dengan Polda Jawa Timur, mengingat ada sejumlah tersangka yang telah ditangkap Polda Jatim. "(Kerugiannya) banyak. Rata-rata korban menyetor per paketnya itu Rp 20 juta," ujar Agus.
5. SP: Ritual Mandi Tengah Malam dan Tarik Rp 120 Juta
Foto: Ilustrator Mindra Purnomo
|
SP yang ditemui detikcom di salah satu Warkop di Makassar, Selasa (27/9/2016), mengaku diajak oleh pimpinan padepokan bernama Ibrahim untuk aktif di kegiatan sosial keagamaan pimpinan Dimas Kanjeng. SP mengaku dimintai mahar sebanyak Rp 50 juta untuk bergabung di majelis dzikir pimpinan Dimas Kanjeng. SP dijanjikan dana yang akan disetorkan akan dilipatgandakan sebanyak 3 kali dari uang yang disetorkan.
"Saya pernah diajak jalan-jalan ke Padepokan Kanjeng di Probolinggo bersama sekitar 43 orang pengikut lainnya dari Makassar, saya melihat langsung Kanjeng menghambur-hamburkan uang dari belakangnya usai melakukan zikir berjamaah atau disebut istighosah, sepulang dari sana kami diberi uang saku per orang Rp 1 juta per orangnya," tutur SP.
Usai menyetor mahar Rp 50 juta, pada bulan Februari 2013 lalu SP menyetor lagi sebanyak Rp 50 juta, sesuai permintaan Ibrahim. Ia juga diminta Ibrahim untuk mendata Panti Asuhan, orang-orang miskin untuk disantuni bila dana yang dijanjikan Kanjeng Pribadi telah cair.
"Kami diberi air untuk dipakai mandi tengah malam dan dijanjikan akan ada pencairan dari Kanjeng Pribadi, kami diiming-imingi, setor pagi kembali sore. Beberapa teman kami malah menggadai mobilnya, setelah ditunggu-tunggu ternyata yang dijanjikan nihil," tambah SP.
SP mengaku telah berhasil menarik kembali uangnya di Padepokan setelah mendesak Ibrahim untuk mengembalikan uangnya sekitar Rp 120 juta.
Menurut SP, para anggota padepokan yang berjumlah sekitar 2.000 orang yang tersebar di beberapa daerah di Sulawesi Selatan, seperti di Soppeng, Bulukumba dan Makassar ini malu untuk melaporkan kasus penipuan yang dialaminya. Selain itu pula, mereka masih berharap adanya pencairan dana yang dijanjikan oleh Kanjeng Mas.
SP juga menyebutkan Dimas Kanjeng pernah berkunjung ke Makassar sekitar tahun 2013 dengan difasilitasi Marwah Daud dan suaminya. Dimas Kanjeng menggelar pertemuan dengan para pengikutnya di salah satu aula kampus Universitas Negeri Makassar.
Halaman 2 dari 6