Penampilan angklung di dalam festival ASEAN dibawakan oleh 28 orang, yang terdiri dari ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan KBRI, masyarakat Indonesia, mahasiswa Kenya dan alumni perguruan tinggi Indonesia asal Kenya. Aneka pakaian tradisional khas Indonesia dan Kenya yang dikenakan seluruh pemain angklung membuat penampilan mereka semakin indah.
"Ke depan, angklung akan terus dimanfaatkan sebagai sarana mempromosikan Indonesia kepada publik Kenya," kata Duta Besar RI untuk Kenya, Soehardjono Sastromihardjo dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun depan, Indonesia akan menjabat sebagai Ketua Komite ASEAN di Nairobi untuk periode satu tahun, menggantikan Thailand", tutur Soehardjono.
![]() |
Selain kesenian angklung, perwakilan Indonesia di Nairobi juga membawa makanan dan kerajinan khas Indonesia. Stand Indonesia menampilkan aneka ragam makan ringan, destinasi wisata dan kerajinan tangan. Untuk kue-kue ringan yang disediakan seperti lapis, lemper, sarang semut dan dadar gulung yang habis dibeli para pengunjung.
![]() |
Festival ini merupakan bagian dari upaya untuk lebih mendekatkan profil ASEAN dan negara-negara anggota ASEAN kepada publik Kenya. Kegiatan bersama ini dihadiri pula oleh Direktur Jenderal Asia dan Australia Kemlu Kenya.
Beberapa lagu yang dimainkan dengan angklung adalah lagu berbahasa Swahili, di antaranya "Jambo Bwana" dan "Malaika". Pengunjung pun ikut bernyanyi, terutama di bagian lirik 'Hakuna Matata'. Suara tepuk tangan pun memenuhi ruangan.
"Luar biasa, Angklung mendapatkan sambutan paling meriah dari pengunjung yang hadir," ucap salah satu warga Kenya, Joshua Mugo.
![]() |