"Memang akhirnya penyebabnya itu ada di bagian hulu, di mana problem gundul tanamannya. Vegetasinya jarang, tanamannya diambil sehingga vegetasi alamnya menurun," ujar Menteri Siti di kantor BPK, Jl Gatot Subroto, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (26/9/2016).
Selain hal itu, ia mengatakan bahwa faktor utama penyebabnya ialah terjadi alih fungsi lahan. Seharusnya, lereng tersebut ditanami pohon. Tapi kemudian berganti menjadi tanaman sayur-sayuran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siti menambahkan bahwa jenis tanah di sana ialah tanah pasir. Sehingga jika ditanami tanaman sayuran akan membuat tanah turun.
Kondisi tanah menjadi mudah longsor karena saluran air yang dibuat dengan sistem vertikal kontur. Hal ini membuat aliran air menjadi sangat deras.
"Karena jenis tanahnya, pasir yang kalau ditanami sayur akan turun. Apalagi kalau cara tanamnya, seharusnya kan sejajar kontur. Tapi dia bikin saluran airnya vertikal ke kontur. Jadi run off-nya itu akan seratus persen air mengalir ke bawah. Berarti akan terjadi longsor dan banjir gede-gedean di bawah soalnya di lereng-lereng yang seperti itu," ucapnya.
Peristiwa ini mengakibatkan seorang pria bernama Nurhaidin (21) tewas tertimpa longsoran tanah. Ia tewas saat membetulkan saluran air di belakang rumah Sugianto yang berukuran 12x7 meter.
Dalam rumah tersebut ada 8 orang lainnya yang selamat. Alamat rumahnya ada di Dusun Tambak Sari, Sidengkok, Pejawaran, RT 6/5, Banjarnegara. (Hbb/Hbb)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini