Pertemuan rutin tahunan selama empat hari digelar di Royal Hotel Ambarrrukmo Yogyakarta mulai hari ini Senin (26/9/2016) hingga (30/9/2016). Ketiga negara ini tergabung dalam wadah Tripartite Expert Group (TTEG). TTEG ke-41 dan 'Cooperation Forum' (CF) ke-9 adalah konferensi yang membahas mengenai keselamatan di kawasan Selat Malaka dan Singapura
Hadir dalam pertemuan itu Sekjen Kementrian Perhubungan RI, Sugihardjo, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Budiono, Datuk Rosyid bin Musa mewakili Malaysia, Andrew Tan mewakili Singapura, Chief International Maritime Organization (IMO) Hiroyuki Yamada dan perwakilan negara-negara pengguna seperti Australia, China, Jepang, Jerman, India dan Denmark serta berbagai perwakilan organisasi internasional dan stakeholder.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menurut dia, Selat Malaka dan Selat Singapura saat ini merupakan jalur penting untuk transportasi laut terutama berkaitan untuk kepentingan ekonom. Saat ini penting sekali adanya kerjasama pengaturan keselamatan di Selat Malaka dan Singapura oleh tiga negara maupun negara pengguna, industri pelayaran dan para pemangku kepentingan lainnya.
Menurutnya semangat persaudaraan di kawasan tersebut diharapkan dapat membangun kerjasama yang lebih lebih baik dalam layanan secara profesional
.
Sebab kawasan itu meruakan salah satu jalur pelayaran strategis dan vital yang menghubungkan jalur pelayaran berbagai negara di dunia.
"Kami ingin agar semua pemangku kepentingan turut berkontribusi dan berbagi tanggung jawab dalam pemeliharaan lingkungan dan peningkatan keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura," katanya.
Dia menambahkan sampai saat ini jumlah kapal maupun negara pengguna kawasan itu terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdata tahun 2007 jumlah pergerakan kapal di kawasan itu mencapai 62 ribu. Hingga tahun 2020 diperkirakan mencapai di atas 140 ribu
![]() |
Andrew Tan wakil dari Singapura menambahkan dalam pertemuan tersebut akan dibahas berbagai standar dan prosedur masalah peningkatan keselamatan pelayaran termasuk masalah pemanduan kapal, keselamatan navigasi dan hal-hal teknik misalnya penanganan yang berkaitan jiwa, hingga masalah dampak lingkungan.
"Kami berharap semua bisa mengelola keselamatan pelayaran di Selat Malaka dan Singapura yang dipakai untuk pelayaran internasional," pungkas dia. (bgs/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini