Memang dari mulai pendaftaran cagub terlihat ada salah satu parpol yang seolah ingin terlihat menjadi 'pemilik' Ahok. Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang ikut mendaftarkan Ahok ke KPU bahkan memakaikan jas merah ke Ahok.
Semakin jelas PDIP ingin punya tempat sendiri di tim pemenangan Ahok-Djarot. Bahkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bicara soal rencana partai banteng moncong putih ini membentuk tim pemenangan sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang harus dipahami PDIP, kemenangan Ahok-Djarot bisa dicapai bila rasa kebersamaan ada, kalau tidak ada kebersamaan, masing-masing partai ingin dominan ini kontraproduktif, tanpa kebersamaan pasangan Ahok-Djarot sulit dimenangkan, apalagi pasangan lain cukup bagus," ujar Idrus usai menghadiri Rapat Pleno Pengurus DPD I Golkar Sulsel di kantornya, Jalan Botolempangan, Makassar, Minggu (25/9/2016).
Tak hanya Golkar yang bereaksi. Anggota Dewan Pakar Partai NasDem Taufiqulhadi menyebut seluruh partai koalisi yang mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat harus bersinergi.
NasDem tak mempersoalkan kalau PDIP membentuk tim pemenangan sendiri. Tapi tak bisa kalau empat parpol pengusung yakni PDIP, Golkar, NasDem, dan Hanura jalan sendiri-sendiri.
"Tidak berjalan nafsi-nafsi (sendiri-sendiri). Jika bersatu pasti lebih mudah memenangkan. Jangan nafsi-nafsi," kata Taufiqulhadi dalam perbincangan, Senin (26/9/2016).
"Yang terpenting juga adalah tidak kontraproduktif satu sama lain," sambungnya.
Lalu apakah gesekan halus di antara parpol pengusung Ahok ini bakal berpengaruh ke pemenangan Ahok di Pilgub DKI? (van/trw)