Selain itu ada pula pesawat Etihad Airways rute Abu Dhabi ke Jakarta yang mengalami turbulensi di atas Pulau Sumatera. Untuk itu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan seminar mengenai meteorologi penerbangan.
Seminar ini bekerja sama dengan Badan Meteorologi Inggris Raya. Menurut Kepala BMKG Andi Eka Sakya seminar ini lebih ditekankan pada pembahasan gangguan cuaca pada penerbangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Yang bakal dibahas terutama gangguan-gangguan cuaca. Misalnya gunung berapi. Abunya mau kemana. Lalu petir atau guntur, badai tropis dan juga turbulensi. Sekarang ini sebetulnya jarang terjadi clear air turbulance," kata Andi di Gedung G, Kantor BMKG, Jalan Angkasa I, Kemayoran, Jakarta, Senin (26/9/2016).
"Kita hari ini mengadakan seminar 5 hari di bidang penerbangan utamanya terkait dengan bagaimana kita meningkatkan pelayanan meteorologi penerbangan. Seminar ini bagian dari badan meteorologi dunia terus kemudian di sana ada program kerja sama yang sebetulnya sukarela. Berdasarkan itu kemudian kami, BMKG yang pada saat itu menandatangani kerja sama atau MoU dengan Inggris," lanjutnya.
"Seminar ini utamanya adalah dilatarbelakangi oleh kejadian sebelumnya. Mulai dari AirAsia, kemudian clearance turbulance yang terjadi di Etihad dan Hongkong Airlines. Lalu kita berpikir apa ini sebaiknya. Kemudian lebih lagi Indonesia ternyata sebagai negara yang paling banyak gunung api. Dan karena kita di ekuator, kan banyak sekali guntur dan juga bagian-bagian lokasi wilayah Indonesia yang sangat membahayakan buat penerbangan," sambungnya.
Para peserta dari seminar ini, lanjut Andi, berasal dari 20 negara berkembang. Antara lain negara-negara di Afrika seperti Burundi, Ethiopia, Nigeria serta negara-negara ASEAN dan negara di Pasifik.
"Seminar ini merupakan seminar tahunan yang biasa diadakan oleh UKMO merupakan bentuk kontribusi UKMO terhadap Badan Meteorologi Dunia dan mengundang peserta dari seluruh dunia dan diadakan di seluruh dunia dan tahun ini diadakan di Indonesia," imbuh Representatif BMKG Inggris John Ward.
Acara ini juga menjadi bentuk hasil dari MoU antara BMKG Indonesia dengan BMKG Inggris. "Ini merupakan salah satu bentuk MoU yang sudah ditandatangani oleh UKMO dan BMKG Indonesia. Ini merupakan kerja sama yang baik antara kita berdua," tutur John Ward. (yds/hri)