Kesan bahwa JPO Kramat Sentiong tak terurus dengan baik begitu terlihat. Beberapa pengguna mengaku tak nyaman naik ke atas JPO itu untuk menyeberang. Tangga untuk naik ke atas JPO memiliki kemiringan lebih dari 60 derajat sehingga membuat orang tak nyaman dan cepat lelah saat menyeberang.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat berada di ujung bawah tangga nampak berserakan sampah bekas sisa makanan. Hal tersebut dikeluhkan salah satu pengguna TransJakarta, Rudi (30) yang harus melalui JPO untuk sampai ke halte.
![]() |
Menurut Rudi, kondisi JPO yang bergoyang membuatnya harus berhati-hati. Saat hujan, anak tangga agak licin. Dirinya mengeluhkan bila ada orang yang sedang buru-buru dan sedikit berlari, goyangan di atas JPO menjadi semakin terasa.
"Agak seram sih JPO goyang gini pas di atas. Apalagi kalau ada yang lari makin goyang deh sengnya. Tapi gimana lagi ya kaya gini adanya," kata Rudi saat ditemui di JPO Kramat Sentiong NU, Jakarta Pusat, Minggu (25/9/2016).
![]() |
Di bagian atas nampak beberapa papan reklame yang dipasang dengan cara melubangi pagar JPO. Papan reklame itu tak lagi digunakan, namun tetap dibiarkan begitu saja.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Andri Yansah mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi pemasangan reklame di JPO. "Besok juga akan kami evaluasi, secepatnya," kata Andri saat ditemui di lokasi JPO Pasar Minggu yang roboh pada Sabtu (24/9/2016) kemarin.
Andri mengatakan struktur JPO dari alas sampai kanopi sekitar 3 meter, sedangkan yang boleh digunakan untuk pemasangan iklan itu sekitar 1 meter dengan posisi panjang sekitar 20 meter. Selain itu, pemasangan reklame seharusnya di bagian gelagar atau konstruksi baja, atau beton yang membentuk bentangan jembatan.
(erd/erd)