"Kami masih menelusuri identitas Emon yang sebenarnya ini. Karena yang bersangkutan gonta-ganti identitas," ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan kepada detikcom, Kamis (22/9/2016).
Jalan berliku ditempuh polisi untuk mengetahui identitas pelaku yang akhirnya diketahui bernama Emon. Tetapi, sejauh ini polisi juga belum bisa memastikan apakah pelaku benar-benar bernama Emon atau hanya nama panggilan saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia ini pernah ke Majalengka untuk menggadaikan mobil Ford Everest milik orang lain yang digunakan untuk menculik kedua korban," imbuh Hendy.
Tim kemudian berangkat ke Majalengka dan berkoordinasi dengan Polsek Kertajati. Di sana, rekam jejak pelaku tercatat sebagai pelaku penggelapan mobil Ford Everest milik seorang warga bernama Yahya.
"Emon saat itu sempat ditangkap Polsek Kertajaya, dan diidentifikasi serta diambil foto wajahnya, sehingga kami mendapatkan foto Emon dari Polsek Kertajaya. Tetapi saat itu Emon kabur saat Polsek Kertajaya mau mengembangkan kasus itu," lanjut Hendy.
Emon diketahui hendak menggadaikan mobil Ford Everest tersebut sekitar 8 September atau 5 hari setelah menculik kedua korban.
Catatan Polsek Kertajati, pelaku penggelapan itu bernama Lukman Nurhakim. Tetapi rupanya, nama sebenarnya pelaku penculikan bukan Lukman. Pelaku diketahui menggunakan KTP dengan nama Lukman untuk menjadi sopir pemilik Ford Everest.
"Kami sudah mendatangi yang namanya Lukman itu, dan dia sudah dua kalo diperiksa polisi gara-gara ulah si Emon ini," imbuhnya.
Setelah mendaptkan identitas pelaku yang ternyata palsu itu, polisi kemudian mencocokkan foto identifikasi 'Lukman' di Polsek Kertajati ke teman-teman Tiara yang melihat keduanya saat dibawa penculik pada tanggal 3 September lalu.
"Dari keterangan saksi-saksi, bahwa betul foto yang kami perlihatkan adalah pelaku penculikan. Tetapi saksi mengetahuinya dengan nama panggilan Om Indra," lanjut dia.
Selain nama Lukman dan Indra, polisi juga mengetahui ada identitas lainnya dari pelaku ini. Identitas tersebut diketahui dari pria berinisial S, seorang mandor pekerja bangunan di Koja, Jakarta Utara.
"Kemudian kami datangi mess tempat para pekerja bangunan itu. Setelah kami perlihatkan foto pelaku, mereka mengaku kenal dan pelaku mengenalkan diri bernama Emon," sambungnya.
Kepada polisi, S mengaku kenal dengan Emon sekitar 2 tahun lalu. "Menurut S, pelaku ini datang menemuinya dan meminta pekerjaan kepadanya. Jadi memang sempat bekerja jadi buruh bangunan juga di Koja," lanjutnya.
Tetapi, di antara para pekerja tersebut tidak ada satu pun yang tahu soal jati diri Emon ini. "Emon waktu itu ke teman-temannya ngakunya dari Ciamis, Jawa Barat," cetusnya.
Dikenal Sebagai Penipu
Di kalangan teman-teman sesama kuli proyek bangunan, di Koja, Jakarta Utara, Emon terkenal sering menipu.
"Jadi waktu kami mendatangi mess tempat para pekerja itu, mereka bilang 'oh si Emon, itu mah peniou, enggak pernah bayar utang," cetusnya.
Selama saling mengenal, menurut keterangan para pekerja bangunan, Emon tidak pernah memberikan nomor ponselnya kepada teman-temannya. "Dia tidak pernah meninggalkan nomor HP ke teman-temannya. Tetapi Emon yang mencatat nomor HP teman-temannya untuk dia hubungi ketika meminta bantuan.
"Jadi sebelum membawa korban ke mess situ, dia menghubungi teman-temannya dulu. Tetapi dia tidak pernah menitipkan nomor handphone ke teman-temannya," tuturnya.
Sampai saat ini, siapa jati diri pelaku ini belum diketahui secara pasti. Saat ini tim gabungan masih mencari Emon. Sementara kedua korban masih diminti keterangan polisi.
(mei/dra)











































