Dalam siaran pers organisasi penyelamat lingkungan WWF, Kamis (22/9/2016), berdasarkan data terakhir yang dirilis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah Badak Jawa di habitat terakhirnya di kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) sebanyak 63 individu. Sementara itu, Badak Sumatera diperkirakan hanya tersisa kurang dari 100 individu berdasarkan kesimpulan para ahli dalam pertemuan PHVA (Population and Habitat Viability Assessment) pada tahun 2015 lalu.
"Upaya konservasi Badak Sumatera di Indonesia harus dilakukan dengan mengedepankan inovasi baru yaitu mendorong program pembiakan semi alami yang lebih aktif. Kondisi populasi di alam sudah sangat kritis oleh karenanya, perlindungan habitat saja tidak cukup untuk menyelamatkan Badak Sumatera," kata Direktur Konservasi WWF Indonesia, Arnold Sitompul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun diperkirakan jumlah populasi Badak Sumatera relatif lebih besar dari populasi Badak Jawa, tetapi keberadaannya tersebar dalam sub-sub populasi yang kecil. Dengan demikian, peluang pertumbuhan populasi Badak Sumatera relatif lebih rendah dibandingkan dengan Badak Jawa. Jika tidak dilakukan upaya-upaya proaktif untuk mengkonsolidasikan sub-sub populasi yang kecil tersebut, maka ancaman kepunahan lokal Badak Sumatera sangat mungkin terjadi," jelas Yuyun.
Jumlah populasi Badak Jawa pada tahun 1970 hanya ada 47 individu berdasar data WWF, kemudian naik menjadi 51 individu pada tahun 1981. Pada tahun 2014 dketahui jumlahnya 57 individu, dan tahun ini total 63 individu. Peningkatan jumlah individu ini membuktikan bahwa upaya konservasi berbasis spesies perlu dilakukan juga untuk meningkatkan populasi Badak Sumatera.
Badak Sumatera, yang junlah populasinya pada tahun 1974 diperkirakan antara 400-700 individu namun dalam 10 tahun belakangan laju kehilangan populasinya mencapai 50 persen. Bahkan di salah satu kantong populasinya di Kerinci Seblat, Badak Sumatera sudah tidak ditemukan lagi sejak tahun 2008.
Dalam rangka peringatan World Rhino Day, yang jatuh pada tanggal 22 September, WWF Indonesia mengadakan serangkaian acara, seperti di Ujung Kulon dan di Aceh. Di Aceh, akan mengadakan Global March for Rhino, di sekitar Mesjid Raya Baitul Rahman, Banda Aceh. (slm/dra)











































