Digadang Maju Pilgub DKI, Anies Baswedan Luwes dan Dielu-elukan Anak Muda

Panasnya Pilgub DKI

Digadang Maju Pilgub DKI, Anies Baswedan Luwes dan Dielu-elukan Anak Muda

Rini Friastuti - detikNews
Rabu, 21 Sep 2016 19:07 WIB
Foto: Dokumentasi Kemendikbud
Jakarta - Sejumlah dukungan telah diterima Anies Baswedan untuk menjadi Calon Gubernur DKI bersama Sandiaga Uno. Dari akademisi, hingga menjadi Menteri Pendidikan, bagaimana kans Anies dalam berpolitik, apalagi bersaing dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)?

"Anies ini kan kelihatannya dielu-elukan orang muda, bahasanya cukup luwes, tidak pernah yang seperti apa kalau dibanding (calon) yang lain," ujar Peneliti LIPI Siti Zuhro kepada detikcom, di Simposium KAHMI di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakpus, Rabu (21/9/2016)

Anies yang sebelumnya didapuk sebagai Menteri Pendidikan, menurut Siti, juga tak pernah menimbulkan banyak kontroversi , baik dari perkataan maupun perbuatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat menjadi menteri itu dia ditunjuk kan juga enggak menimbulkan kontroversi. Apakah karena itu saya enggak tahu, karena orang-orang suka (calon) yang tidak menimbulkan kontroversi," jelas Siti.

Selain tak menimbulkan kontroversi, integritas merupakan hal utama yang perlu dimiliki para calon.karena hingga saat ini sudah banyak kepala daerah yang terjerat kasus hukum, dan itu sangat dsayangkan Siti.

"Integritasnya dijamin nggak? Kalau saya integritas nomor satu. Karena sudah terlalu banyak kepala daerah yang dicopot. 360-an itu bukan jumlah yang kecil. Mengerikan, dan itu masih subject to change, jumlahnya masih akan bertambah," kata dia.

"Karena itu ya memang kita harapkan tidak ada calon tunggal. Demokrasi itu harus diwarnai dengan transparan, akuntable bisa dipertanggungjawabkan oleh calon tersebut," ucapnya.

Jangan Main Isu Sara

Dalam kesempatan ini Siti Zuhro juga mengajak semua kalangan tak bermain isu SARA di Pilgub DKI. "Isu SARA itu tidak boleh dijadikan komoditi politik karena akan menghilangkan substansi dari kampanye di sini. Akhirnya kita tidak fokus kepada informasi tentang kompetensi, keahlian ataupun leadership dari calon itu. Jadi tidak bagus," katanya.

Siti menilai, isu-isu seperti itu sebenarnya tak hanya terjadi di ibukota saja. Di negara lain, Siti mencontohkan Amerika Serikat, isu-isu seperti itu masih menjadi pemancing reaksi publik.

"Menurut saya, jangankan di Indonesia, di Amerika saja juga terjadi seperti itu. Nama Islam terus banyak lapangan terhadap orang yang di stigma dengan Islam," jelasnya.

Jadi sebenarnya, jelas Siti, isu seperti itu alami. Walaupun begitu demokrasi di Indonesia mengajarkan rakyatnya untuk bertoleransi agar pemilihan kepala daerah yang sedang berjalan dapat terlaksana dengan baik.

"Menurut saya itu alami, natural. Justru demokrasi mengajarkan kita untuk saling menghormati, dan toleransi, dan itu harus dimulai oleh aktor," tutupnya.

(rii/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads