Beberapa karya mahasiswa dan dosen yang dipamerkan itu diantaranya Alat selang untuk penderita hidrosepalus (Ina Shunt), robot kapal tanpa awak, pesawat terbang tanpa awak bernama Elang Caraka untuk pemetaan bumi secara tiga dimensi, mobil listrik, berbagai produk pertanian organik, kehutanan dan peternakan serta berbagai alat dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM.
![]() |
Gedung pameran sengaja didesain dengan beberapa zonasi seperti Zona Science dan Techno Park, Zona Energi, Zona Kesehatan, Zona Kedaulatan Pangan, Zona Kemaritiman, Zona Good Governance, Zona Sosial Budaya Nusantara, Zona Bencana dan Lingkungan, Zona Unit Penunjang Universitas dan Zona Market Place.
![]() |
Salah satu stand menarik adalah pesawat tanpa awak Elang Caraka. Pesawat hasil karya mahasiswa Teknik Mesin UGM ini bisa digunakan untuk pemetaan bumi secara tiga dimensi. Mereka itu diantaranya Yudhistira Candra, Ogi Budiana dan Novata Zaka Rohmana mahasiswa angkatan 2012.
"Pesawat ini jenis drone fix wing dengan bahan bakar gasoline dengan kemempuan terbang selama 6 jam," ungkap Yudhistira, Rabu (21/9/2016)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Elang Caraka ini rencananya akan dilaunching ke publik pada akhir tahun 2016.
Menurutnya ada beberapa keunggulan dari pesawat ini seperti autopilot dengan mengandalkan GPS, video streaming dan ada pula sensor temperatur udara. "Daya jelajahnya hingga sekitar 50 kilometer persegi," katanya.
Sementara itu Ketua Panitia UGM Expo, Prof Dr Ir Sri Raharjo MSc menambahkan pameran bertajuk "Inovasi Membumi Untuk Negeri" ini diharapkan berbagai produk UGM dapat terhilirisasi dengan baik sehingga mampu meningkatkan daya saing dan kemandirian bangsa.
![]() |
"Selama pameran ada berbagai kegiatan ilmiah, edukasi, pelatihan, permainan dan kegiatan yang bersifat hiburan maupun olahraga," katanya. (bgs/dra)