Tugas Baru Polisi Babinkamtibmas di Jateng: Cari Penderita Katarak

Tugas Baru Polisi Babinkamtibmas di Jateng: Cari Penderita Katarak

Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Rabu, 21 Sep 2016 12:38 WIB
Foto: Angling/detikcom
Semarang - Indonesia saat ini menjadi negara urutan kedua di dunia dengan penderita katarak terbanyak. Berbagai antisipasi dilakukan termasuk Bintara pembina keamanan ketertiban masyarakat (Babinkamtibmas) Polres Semarang yang kini punya tugas baru untuk mencari warga penderita katarak untuk diobati.

Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono mengatakan, sudah menjadi tugas kepolisian untuk mengayomi masyarakat dan tidak hanya soal keamanan. Oleh sebab itu kini Babinkamtibmas di tiap kelurahan agar ikut andil mengurangi jumlah penderita katarak.

"Saya sudah minta Babinkamtibmas cari warga yang pengelihatannya remang-remang. Jateng itu masih tinggi tingkat gangguan matanya, urutan 9 kita se-Indonesia," kata Condro saat acara operasi katarak gratis oleh Sat Lantas Polres Semarang di RS Ken Saras, Kabupaten Semarang, Rabu (21/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Babinkamtibmas diharapkan terus mencari yang katarak. Penyebab kebutaan terbesar itu katarak," imbuhnya.

Jika ditemukan warga yang menderita katarak maka bisa ditangani dengan operasi gratis salah satunya seperti pada kegiatan Bakti Sosial Operasi Katarak (Bakso Perak) dalam peringatan HUT Polantas ke-61 hari ini. Kegiatan diselenggarakan kepolisian menggandeng PT Sido Muncul yang sudah sejak 2011 menggelar operasi katarak gratis, serta Persatuan Dokter spesialis Mata (Perdami).

"Jadi Babinkamtibmas bisa mendata warganya, terutama juga menyadarkan kalau katarak bukan penyakit menakutkan, bisa sembuh 15 menit dengan operasi," tegasnya.

Sementara itu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam acara yang sama menambahkan, Indonesia berada di urutan pertama penderita katarak terbanyak se-Asia, sedangkan di dunia, Indonesia menduduki urutan kedua setelah Ethiopia.

"Banyak yang berpikiran rumah sakit jauh, takut mahal, maka mereka (penderita katarak) pasrah, yawis (ya sudah) usia sudah 50 tahun ya mesti blawur (rabun), padahal itu penyakit. Dengan kecanggihan teknologi sekarang itu cuma 15 menit penangannya," terang Ganjar.

Ganjar mengapresiasi kegiatan yang digelar kepolisian dan PT Sido Muncul untuk membantu penderita katarak. Pihaknya pun tidak tinggal diam dan akan ikut mengkampanyekan soal penanganan katarak melalui perangkat desa sekaligus mendata penderita membantu tugas baru Babinkamtibmas.

"Saya akan ikut, kampanyekan siapa yang ingin operasi katarak, kalau perlu buat alamat untuk mendaftar. Semoga tindakan kecil ini menolong. Hari ini langsung saya twit kegiatan ini," tandasnya.

Kapolres Semarang, AKBP V. Thirdy Hadmiarso mengatakan dalam kegiatan hari ini ada 40 orang yang mengikuti operasi katarak. Mayoritas pesertanya merupakan warga berusia di atas 50 tahun.

"Ada 60 orang, namun setelah dilakukan screening kesehatan hari Sabtu lalu, yang memadai 40 orang," kata Thirdy.

Direktur PT Sido Muncul, Irwan Hidayat menambahkan, kepolisian sudah sejak lama peduli pada pengurangan jumlah penderita katarak. Hal itu ditandai dengan kerjasama perusahaannya dengan kepolisian yang terjalin bertahun-tahun.

"Saya dulu ketemu pak Tito (Kapolri), bilang polisi mau ikut (bakti sosial operasi katarak). Hampir setiap minggu saya ketemu pak Tito. Terus kegiatan ke Polres-polres," kata Irwan. (alg/dra)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads