Detikcom sempat bertemu dengan David Abraham saat ia masih menjadi pengacara sebuah kasus beberapa tahun lalu. Cerita kehidupannya dan tentang keturunan Yahudi ia sampaikan melalui sambungan telepon pada Sabtu (17/9/2016) lalu.
Cerita ini dimulai pada tahun 1914. Nenek dan kakek David adalah seorang keturunan Yahudi asal Baghdad. Begitu Perang Dunia I mulai meletus, mereka kemudian tercerai-berai ke beberapa wilayah di seluruh dunia. Ada yang ke India, Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Keluarga David adalah termasuk yang berlabuh di Surabaya, Jawa Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ayah David Abraham adalah generasi yang lahir di Surabaya pada 1934. Ayahnya bernama Edward Abraham, nama yang kental dengan identitas Yahudi seperti dalam Perjanjian Lama.
Menurut David, keluarganya dulu membangun komunitas Yahudi di wilayah Bubutan, Surabaya. Karena status mereka sebagai pelarian, tidak ada harta benda yang melekat saat membangun komunitas. Untuk bertahan hidup, pelarian ini kemudian membuka dagangan di sekitar Jalan Bubutan, Surabaya. Di daerah ini juga menurut David dibangun sebuah Sinagog pertama di Jawa Timur.
Pada saat Jepang masuk ke Indonesia tahun 1942, orang-orang Yahudi kemudian menjadi sasaran penangkapan atas permintaan Nazi Jerman. Keluarga David Abraham adalah salah satu yang ditangkap oleh Jepang dan kemudian dibawa ke Kamp Penahanan Adek (Algemeen Delisch Emigratie Kantoor) di Tangerang.
Untungnya, kaum Yahudi yang waktu itu ditahan di Kamp Adek (Algemeen Delisch Emigratie Kantoor) tidak sempat dibawa oleh Jepang ke Jerman. Begitu Jepang kalah oleh sekutu pada Perang Dunia ke-II, mereka kemudian bebas. Sayangnya, begitu sampai ke Surabaya, kakek David Abraham meninggal karena tembakan yang mengenai perutnya.
"Kakek saya dimakamkan di Surabaya, nenek saya juga dimakamkan di Surabaya di Makam Kembang Kuning. Itu ada bagian Yahudinya," kata David Abraham.
Di Makam Kembang Kuning, Surabaya inilah menurut David Abraham ada ratusan orang-orang Yahudi dimakamkan. Jika ada kuburan yang meninggal di periode tahun 1960 sampai 1970, itu adalah generasi pertama kaum Yahudi yang datang ke Indonesia dari Baghdad, Irak. (bri/dra)