"Sianida harus sampai ke otak dan jatung baru meninggal dunia. Pada saat yang bersangkutan meninggal dunia, maka sianida harus menyebar ke jantung dan otak," kata Michael saat memberikan keterangan di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta, Rabu (21/9/2016).
Ahli toksikologi dari Monash University Australia itu mengatakan bila sianida masuk lewat mulut, alurnya akan menuju lambung lalu ke usus dan masuk ke aliran darah. Kemudian masuk hati, paru-paru, jantung, otak, ginjal hingga ke air seni. Sianida akan mengalami proses metabolisme menjadi tiosianat yang pasti terdeteksi dalam jaringan tubuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Michael sianida yang ditemukan di lambung Mirna setelah 3 hari pasca kematian dalam jumlah kecil yakni 0,2 mg/liter. Jumah tersebut terlalu sedikit untuk membuat seseorang meninggal. Sianida yang terdeteksi di dalam lambung Mirna menurut Michael karena adanya perubahan setelah kematian atau karena proses formalin.
"Apabila ada darah di dalam lambung yang mengandung sianida mungkin karena ada bakteri di dalam lambung, maka hal tersebut bisa mengakibatkan terbentuknya sianida di dalam lambung setelah kematian," ucapnya.
Bila memang Mirna meninggal karena minum racun sianida, harusnya sampel lambung, hati, urine dan lainnya positif sianida, meskipun pengambilan sampel dilakukan setelah 3 hari kematian.
"Meksipun sianida dapat terdegradasi atau terurai dalam rentang waktu antara pengambilan sampel dan pengujian, seharusnya sianida tetap dapat dijumpai dalam sampel ini," jelas Michael. (slh/rvk)