Yel-yel 'Ahok Pasti Tumbang' terekam dalam video yang tersebar melalui media sosial Youtube pada medio Agustus 2016. Dalam video itu tampak sejumlah kader PDIP dengan atribut merah khas PDIP. Video diketahui diambil kala DPD PDIP DKI tengah melakukan rapat internal. Selain Gembong, terlihat juga Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi dan mantan Bambang DH yang akhirnya dicopot dari jabatannya sebagai Plh Ketua DPD PDIP DKI.
Malam tadi, PDIP mengumumkan mencalonkan Ahok dan Djarot untuk Pilgub DKI dan akan mendaftarkan pada hari pertama pembukaan pendaftaran pasangan calon di masing-masing KPUD, Rabu (21/9). Mengenakan kemeja batik, Ahok datang saat pengumuman dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah-tengah menandatangani kontrak, Ahok tiba-tiba menghampiri Gembong yang duduk di deretan paling depan. Melihat Ahok mendatanginya, Gembong langsung berdiri untuk menyambut Ahok sebelum sampai tempat duduknya.
Keduanya berjabat tangan dan saling tersenyum. Usai jabat tangan, keduanya kembali ke posisi masing-masing.
Saat dikonfirmasi mengenai 'salam damai' itu, Gembong hanya berkomentar singkat. Ia menyampaikan bahwa saat ini dirinya mendukung keputusan partai untuk pengusungan Ahok.
"Kan tadi sudah dikatakan menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru. Itu semua sudah selesai," ujar Gembong usai pengumuman pasangan calon PDIP, Selasa (20/9) malam.
Sebelumnya Prasetyo Edi juga memperlihatkan perubahan sikapnya. Pada kesempatan yang sama, ia dan Gembong mendendangkan yel-yel baru. Nadanya hampir mirip dengan yel-yel 'Ahok Pasti Tumbang' hanya liriknya yang berbeda.
"Maju untuk menang, gotong royong untuk menang, perjuangan untuk menang, Ahok-Djarot menang," demikan yel-yel baru yang didendangkan Presetyo Cs itu. (elz/hri)