Dalam keterangan tertulisnya kepada detikcom, Senin (19/9/2016), dia justru mengkhawatirkan sistem pukul rata atau generalisir yang berlebihan yang menurutnya dapat menjatuhkan semangat aparat hukum yang justru sudah bekerja dengan baik. (Baca juga: TPF Freddy Ungkap Modus Tukar Kepala dan Pemerasan Oknum Jaksa Lewat Pasal)
"Saya memang menyampaikan ada satu kasus dan lima indikasi di tubuh Polri. Dan kebetulan ada juga satu indikasi pada individu atau oknum jaksa. Tapi saya tetap harus menyampaikan kepada publik bahwa masih banyak polisi dan jaksa yang baik. Demikian pula aparat penegak hukum lain yang bekerja dengan baik di segala lini, termasuk pemberantasan narkoba," ujar Effendi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain Freddy Budiman sudah dieksekusi, ternyata dari penelusuran kami dengan beberapa teman LSM, salah satu jaksa yang mungkin terkait indikasi tersebut juga telah meninggal. Ini fakta, kalau sudah meninggal ya kita nyatakan meninggal. Infonya meninggal di tahun 2013," kata dia.
Effendi berharap semua indikasi lain tetap akan ditindaklanjuti oleh semua pihak. Dan nanti publik bisa mendengar apakah indikasi tersebut bisa ditelusuri lagi hingga sejauh mana. Sementara bagi polisi dan jaksa yang telah bekerja dengan benar, tentu tak perlu berkecil hati.
"Selalu bisa saja ada masalah dengan individu atau oknum di institusi manapun. Tapi tentu orang-orang yang berniat dan bekerja baik juga masih banyak," katanya. (rni/dra)