Effendi Ghazali Soal Oknum Jaksa Nakal dan Tukar Kepala: Masih Banyak Jaksa Baik

Effendi Ghazali Soal Oknum Jaksa Nakal dan Tukar Kepala: Masih Banyak Jaksa Baik

Rini Friastuti - detikNews
Selasa, 20 Sep 2016 11:09 WIB
Foto: Rini Friastuti/detikcom
Jakarta - Anggota Tim Pencari Fakta Testimoni Freddy Budiman, Effendi Gazali, menyampaikan klarifikasi pernyataannya mengenai adanya indikasi oknum penegak hukum yang melakukan pemerasan terhadap narapidana narkoba lewat pengaturan pasal di persidangan. Effendi mengatakan meski ada indikasi oknum penegak hukum yang terlibat kejahatan, bukan berarti institusi tempat mereka bernaung ikut dicap negatif.

Dalam keterangan tertulisnya kepada detikcom, Senin (19/9/2016), dia justru mengkhawatirkan sistem pukul rata atau generalisir yang berlebihan yang menurutnya dapat menjatuhkan semangat aparat hukum yang justru sudah bekerja dengan baik. (Baca juga: TPF Freddy Ungkap Modus Tukar Kepala dan Pemerasan Oknum Jaksa Lewat Pasal)

"Saya memang menyampaikan ada satu kasus dan lima indikasi di tubuh Polri. Dan kebetulan ada juga satu indikasi pada individu atau oknum jaksa. Tapi saya tetap harus menyampaikan kepada publik bahwa masih banyak polisi dan jaksa yang baik. Demikian pula aparat penegak hukum lain yang bekerja dengan baik di segala lini, termasuk pemberantasan narkoba," ujar Effendi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenai kasus individu oknum jaksa yang disebutkannya menyangkut hukuman mati untuk Teja dalam kasus Freddy, Effendi sudah mendapatkan informasi bahwa pihak kejaksaan telah menelusuri dengan saksama. Demikian pula dengan lima indikasi lain yang ditemukan di kepolisian.

"Selain Freddy Budiman sudah dieksekusi, ternyata dari penelusuran kami dengan beberapa teman LSM, salah satu jaksa yang mungkin terkait indikasi tersebut juga telah meninggal. Ini fakta, kalau sudah meninggal ya kita nyatakan meninggal. Infonya meninggal di tahun 2013," kata dia.

Effendi berharap semua indikasi lain tetap akan ditindaklanjuti oleh semua pihak. Dan nanti publik bisa mendengar apakah indikasi tersebut bisa ditelusuri lagi hingga sejauh mana. Sementara bagi polisi dan jaksa yang telah bekerja dengan benar, tentu tak perlu berkecil hati.

"Selalu bisa saja ada masalah dengan individu atau oknum di institusi manapun. Tapi tentu orang-orang yang berniat dan bekerja baik juga masih banyak," katanya. (rni/dra)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads