Partai-partai Mahasiswa Tolak Hasil Pemilu UIN Sunan Kalijaga
Rabu, 30 Mar 2005 14:23 WIB
Yogyakarta - Partai-partai mahasiswa di kampus Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta menyatakan menolak hasil pemilihan umum mahasiswa (pemilwa). Mereka menuntut pemilihan ulang. Namun bila tidak dikabulkan tuntutannya, mereka akan membentuk pemerintahan tandingan."Kami secara tegas menolak hasl pemilwa maupun pemilu susulan yang dilakukan hari Selasa (29/3/2005) kemarin," kata Yasser Arafat, juru bicara Koalisi Untuk Perubahan (KUP) kepada wartawan di kantor Pusham UII di Jl Kusumanegara Yoyakarta, Rabu (30/3/2005).Yasser mengatakan, KUP yang merupakan koalisi tiga partai mahasiswa yaitu Partai Proletar, Partai Aliansi Demokrat (PAD) dan Partai Pencerahan menyatakan menolak diloloskannya capres-cawapres tunggal dari Partai Rakyat Merdeka (PRM) oleh KPU UIN Suka."Tuntutan kami hanya satu, pemilu diulang dari awal dan semua proses pemilihan yang dilakukan KPU selama ini adalah cacat hukum," katanya.Yasser menegaskan, pihaknya juga tidak melakukan tindakan anarkis, pengrusakan dan kriminal saat digelar pemilu pada Sabtu (26/3/2005) lalu. Sebaliknya massa KUP justru diserang kelompok lain hingga ada yang terluka."Kami bukan perusuh seperti yang dituduhkan KPU mahasiswa dan Purek III UIN.Kami justru jadi korban pemukulan tapi malah mau ditahan di Polres Sleman,"ungkapnya.Menurut Yasser, saat dilakukan pertemuan antara KPU, pimpinan partai-partaidengan Rektor dan Pembantu Rektor, pihak rekorat juga mengecam bila pemilwayang digelar sangat jelek. Rektorat kemudian menawarkan beberapa opsi di antaranya pemilwa tetap jalan, disatukannya berbagai kekuatan multikultural mahasiswa dalam penyusunan kabinet atau pemilu diulang dari awal."Rektor memilih untuk menyatukan kekuatan di kabinet tapi kami menolak dan memilih pemilu diulang dari awal. Meski bila diulang akan repot sekali, itu lebih baik bagi kami," katanya.Ia juga menolak bila kasus keributan saat pemilwa itu adalah akibat perseteruan NU dan Muhammadiyah di kampus UIN Suka. Selain itu KUP juga mengecam dan mengutuk keras kasus tindakan penyerangan dan pengrusakan sekretariat LPM Arena. Tindakan itu bertentangan dengan nilai demokrasi, etika akademik dan hukum, aspek religiusitas dan kekebasan pers. "Tudingan seperti itu tidak benar dan hanya rekayasa orang-orang yang ingin memperkeruh suasana saja," imbuhnya.
(nrl/)