Tari Seblang Bakungan, Kisah Perjuangan Warga Banyuwangi Saat Dijajah

Tari Seblang Bakungan, Kisah Perjuangan Warga Banyuwangi Saat Dijajah

Aditya Mardiastuti - detikNews
Senin, 19 Sep 2016 02:56 WIB
Foto: Aditya Mardiastuti/detikcom
Banyuwangi - Masyarakat suku Using desa Bakungan, kecamatan Glagah Banyuwangi punya tarian magis yang bernama tari Seblang. Uniknya tarian ini ditarikan oleh wanita berusia lanjut dalam keadaan kesurupan.

Tradisi ini digelar Minggu (18/9/2016) malam atau satu minggu setelah hari raya Idul Adha. Ujub acara ini untuk memohon keselamatan supaya warga desa terhindar dari marabahaya dan hasil bumi melimpah.

Ritual dimulai selepas maghrib dengan mematikan lampu dan sholat bersama di masjid desa. Kemudian masyarakat parade sambil membawa obor berkeliling desa (ider bumi) sambil bersholawat dilanjutkan makan bersama di sepanjang jalan desa menuju Balai Desa Bakungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto: Aditya Mardiastuti/detikcomFoto: Aditya Mardiastuti/detikcom


Jalan di depan Balai Desa Bakungan menjadi panggung yang digunakan untuk menari. Para penonton pun berebut mengelilingi jalan untuk melihat tari Seblang dari dekat.

Sebelum menari, Mbah Supani (65) sang penari Seblang minta supaya ada pertunjukan ayam adu kemudian ada beberapa permintaan seperti Lurah Bakungan diminta memberi sambutan dan bersalaman dengan Wakil Bupati Yusuf Widiatmoko. Setelah permintaan itu dituruti, tak berselang lama gendhing Seblang Lukinta dimainkan dan menjadi tanda tarian dimulai. Gendhing Seblang Lukinta sendiri mengisahkan tentang perjuangan masyarakat Banyuwangi melawan penjajah.

Tak heran ketika menari ada adegan Mbah Supani menggendong boneka yang menggambarkan sosok seorang ibu yang menggendong anaknya dan mengajak penonton menari menjadi sapi pembajak sawah. Simbol ini masyarakat menyiratkan masyarakat Banyuwangi sebagai masyarakat agraris.

Foto: Aditya Mardiastuti/detikcomFoto: Aditya Mardiastuti/detikcom


Saat menari Mbah Supani ditemani oleh dua penari. Mereka menjaga gerakan Mbah Supani agar tetap berada di area yang tersedia.

Ketika menari, beberapa kali Mbah Supani yang dalam keadaan kesurupan itu sempat lunglai. Setelah ditiupkan asap kemenyan yang dibawa oleh sang pawang Mbah Supani langsung kuat berdiri dan menari lagi.

Foto: Aditya Mardiastuti/detikcomFoto: Aditya Mardiastuti/detikcom


Saat yang paling dinanti penonton adalah saat sang penari menjual bunga. Bunga ini langsung laris diserbu penonton karena dipercaya membawa berkah, enteng jodoh dan rejeki.

Sepanjang acara masyarakat berjubel dan berebut mengabadikan setiap kegiatan tradisi yang masuk dalam agenda Banyuwangi Festival 2016 itu. Tak sedikit pula yang melihat acara itu dari layar proyektor yang disediakan panitia.

Foto: Aditya Mardiastuti/detikcomFoto: Aditya Mardiastuti/detikcom


Sebelum acara dimulai Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sempat menyapa masyarakatnya melalui fasilitas FaceTime. Anas yang baru saja menyelesaikan ibadah haji itu meminta maaf belum bisa hadir dan berharap tradisi seblang di Bakungan agar tetap dilestarikan. Apalagi saat ini tradisi itu masuk dalam salah satu kegiatan Banyuwangi Festival.

"Hal ini atas usulan tokoh masyarakat dan sebagai penghargaan pemerintah daerah terhadap kebudayaan daerah. Diharapkan semakin menambah khazanah kebudayaan yang ada di Banyuwangi," ujarnya.

Foto: Aditya Mardiastuti/detikcomFoto: Aditya Mardiastuti/detikcom
(ams/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads