Di tribun tampak beberapa turis asing yang ikut menonton tarian kolosal ini. Salah satunya Louis turis asal Jerman yang datang ke Indonesia bersama pacarnya Marleen.
"Pertunjukannya sangat luar biasa, baru pertama kali saya melihat pertunjukan seperti ini luar biasa," kata Louis saat ditemui usai acara di Pantai Boom, Banyuwangi, Sabtu (17/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Louis bercerita dia menghabiskan waktu dua malam di Banyuwangi. Dia tertarik untuk mendaki Gunung Ijen yang terkenal dengan keindahan api birunya.
"Sebelumnya saya tidak tahu ada acara ini dan baru diberitahu oleh pemilik homestay. Acaranya ternyata luar biasa," ujarnya semangat.
![]() |
Senada dengan Louis, Marleen juga puas menyaksikan tari kolosal yang mengambil tema Seblang Lukinta itu. Gemulainya ribuan penari gandrung yang tampil di acara tersebut memberi kesan tersendiri bagi liburannya selama empat minggu di Indonesia.
"Sebelumnya kami belum pernah dengar soal Gandrung Sewu, Pertunjukan ini sangat indah, banyak orang menari, cantik sekali," tukasnya.
Rupanya bukan hanya turis asing yang ingin mengabadikan foto bersama penari gandrung. Para penari juga antusias mengajak Louis dan Marleen untuk berswafoto.
Pertunjukan Gandrung kolosal itu memuaskan mata wisatawan yang hadir. Setiap tarian membentuk formasi yang apik dan fragmen Seblang Lukinta dimainkan dengan dinamis.
Para penari gandrung pun merasa puas bisa tampil di hadapan penonton yang hadir. Salah satunya Evita Eka Mayasari siswa kelas XI SMA Darussolah Singojuruh ini bersama empat siswi lainnya mengaku puas pertunjukannya sukses.
"Seneng banget dan lega sudah selesai. Tahun ini lebih sulit formasinya dan durasinya lebih lama," katanya yang sudah tampil di gandrung sewu sejak gelaran pertama.
Lebih lanjut dia menjelaskan tahun ini para penari gandrung ikut berperan. "Kaya jadi benteng. Ikut drama di dalamnya sekarang kan durasinya 45 menit kalau dulu kan 15 menit," katanya.
Senada dengan Evita, generasi baru penari gandrung usia SD, Okta Wangi Herman dan Rahma Feliyani Lahalisi, mengaku bangga bisa tampil maksimal di depan penonton. Setelah berlatih selama sebulan akhirnya mereka bisa pentas.
"Ikut latihan sebulan baru ikut gandrung sewu tahun ini. Rasanya capek tapi seneng. Dulu pernah lihat gandrung sewu dan pengen jadi salah satu yang tampil. Sekarang kesampaian," ujar mereka kompak.
![]() |
Usai acara para penari laris diajak penonton untuk berswafoto. Raut wajah ceria pun tampak di wajah para penari dan penonton.
Festival Gandrung Sewu 2016 ini melibatkan 1.314 penari gandrung dan 26 wiyaga. Menari dengan latar Selat Bali.
![]() |
(ams/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini