RS-nya Terseret Kasus Vaksin Palsu, Perusahaan Ini Mengadu ke Wantimpres

RS-nya Terseret Kasus Vaksin Palsu, Perusahaan Ini Mengadu ke Wantimpres

Ray Jordan - detikNews
Jumat, 16 Sep 2016 21:13 WIB
Direktur Utama PT Hosana Medica Pratama, Johanes Poso (Foto: Ray Jordan/detikcom)
Jakarta - Pihak PT Hosana Medica Pratama, perusahaan yang menaungi Rumah Sakit (RS) di Bekasi dan Cikarang, yang diduga menggunakan vaksin palsu untuk pasiennya, mengadu ke Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Pengaduan ini diterima langsung oleh Ketua Wantimpres Prof Sri Adiningsih.

"Tadi diterima Ketua Wantimpres Sri Adiningsih. Beliau mengatakan semua yang kami sampaikan bisa jadi masukan," ujar Direktur Utama PT Hosana Medica Pratama, Johanes Poso di Gedung Watimpres, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Jumat (16/9/2016).

Tujuan kedatangan ke Wantimpres tersebut, terang Johanes, untuk mengadukan soal perkara penggunaan vaksin palsu yang melibatkan rumah sakit mereka yang ada di Bekasi dan Cikarang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Intinya tadi kami menyampaikan dilema dan minta keadilan terkait hal ini. Karena pada waktu kami diekspose ke media belum ada investigasi terlebih dahulu," katanya.

Johanes mengaku pihaknya terkejut dengan kasus vaksin palsu ini. Padahal, setelah diinvestigasi, hanya ada dua pasien yang terpapar vaksin palsu di RS milik perusahaannya.

"Satgas harusnya klarifikasi dulu. Kalau seperti ini kan harus menghadapi proses sosial. Kalau dibanding dengan RS lain, kami sebenarnya juga korban, dua orang terpapar vaksin palsu itu tidak sebanding dengan beberapa RS yang diduga sumber pengadaan dan tidak masuk daftar tapi tidak disinggung," keluh Johanes.

Johanes juga menjelaskan, akibat masalah ini berdampak pada menurunnya jumlah kunjungan ke RS mereka. Untuk saat ini, dijelaskannya, pihaknya menaungi 600 karyawan di dua RS tersebut.

"Dampaknya sangat kami rasakan terkait kasus ini. Sekali lagi, kami minta keadilan kepada pemerintah," katanya.

Lalu, apa tanggapan Wantimpres?

"Ketua Wantimpres tadi bilang menampung semua masukan yang kami sampaikan. Beliau juga tadi mengatakan bahwa kelembagaan sistem pengawasan dan pembinaan masih sangat lemah sehingga perlu direcovery secara terus menerus," kata Johanes.

(jor/Hbb)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads