Boker, Calon Sport Center yang Kembali Jadi Pusat Prostitusi

Boker, Calon Sport Center yang Kembali Jadi Pusat Prostitusi

- detikNews
Rabu, 30 Mar 2005 12:10 WIB
Jakarta - Jikalau Pemprov DKI Jakarta serius menjadikannya sebagai sport center, bisa jadi Boker yang terletak di Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jl Raya Bogor, Jakarta Timur, tidak menjadi lahan prostitusi kembali. Dan mungkin saja tidak menjadi korban granat lagi.Untuk kilas balik, pada tahun 2003, Pemkot Jakarta Timur menggusur tempat itu dengan memberikan ganti rugi Rp 350 ribu hingga Rp 1,2 juta per meter persegi. Lokalisasi pekerja seks komersial Boker serta perkampungan warga di Jalan Raya Bogor, RT 2, 4, dan 8 RW 1 yang dihuni 200-an keluarga, yang digusur, menurut rencana akan disulap menjadi sport center alias gelanggang olahraga.Tapi hari berganti hari hingga Maret 2005, lahan kosong bekas gusuran itu tetap menjadi lahan kosong. Pemkot hanya memasang pagar tembok berteralis setinggi dua meter mengelilingi lahan kosong. Juga dipasang papan bertuliskan "Milik Pemprov DKI Jakarta". Dipasang juga lampu sorot yang cukup benderang.Rupanya, rencana Pemkot menjadikan sport center yang tak juga terealisasi, menarik hati masyarakat sekitar. Para pengusaha rumah bordir satu per satu malah kembali lagi ke lahan kosong itu. Agar tidak digusur lagi, mereka mendirikan tempat prostitusi dengan tenda bongkar pasang. Tenda itu rata-rata berwarna biru.Tenda-tenda itu dipasang pukul 6 sore, dibongkar pukul 4 pagi. Tenda itu sangat tertutup sehingga cukup "aman" bagi para PSK maupun lelaki hidung belang yang tengah bertransaksi.Untuk menambah "kenyamanan", lampu sorot yang cukup tinggi nyalanya ditutupi dengan karung goni. Jadinya, lapangan itu kembali ke habitatnya, remang-remang. Jika malam datang, suasananya persis pasar malam. Musik dangdut keras terdengar, orang minum di "bar-bar" dan juga transaksi seks. Sedangkan di siang hari, lahan kosong milik negara itu tampak kosong melompong, seolah tak pernah ada aktivitas apa pun.Walikota Jaktim Koesnan Abdul Halim mengaku berulang kali melakukan penertiban di kawasan itu. Tapi setelah ditertibkan, selalu muncul lagi. Apesnya, aparat keamanan pun sering ditemui berada di Boker. "Biasa, minta jatah preman," kata Anjas, seorang siswa SMP kelas 1 yang biasa bermain di Boker. "Kalau tidak dikasih, tawuran gitu," sambungnya.Menurut Koesnan, sebagian tanah di Boker itu ada yang belum dibebaskan. Dari luas 4,5 hektar, kini tersisa 1,6 hektar lagi. Jadinya,pembangunan sport center pun terhambat.Untuk menyelesaikan masalah ini, Camat Ciracas sempat mengusulkan menjadikan daerah Boker yang belum dibebaskan sebagai tempat pembuangan sampah sementara.Sedangkan Koesnan menegaskan, pada tahun ini pembebasan sisa tanah itu harus selesai serta dimulai pembangunan fisik. Diharapkan pada 2006 total pembangunan konstruksi fisik sudah selesai dan pada 2007 sport center tersebut dapat dirampungkan.Granat pertama kali menghampiri Boker pada 11 Februari 2000 silam, sekitar pukul 01.30 WIB. Akibat ulah dua orang berkendaraan motor dari arah luar kompleks itu, 12 orang mengalami luka, termasuk anggota aparat keamanan yang sedang berkunjung ke kawasan tersebut. Sedangkan ganat kedua meledak Selasa (29/3/2005) pukul 22.15 WIB dan melukai 11 orang. Belum diketahui apakah ada aparat di dalamnya. Yang jelas, semua laki-laki yang menjadi korban mengaku sebagai orang swasta. (nrl/)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads