Our Ocean Conference Dibuka: Sudah Saatnya Dunia Perhatikan Ekosistem Laut

Laporan dari AS

Our Ocean Conference Dibuka: Sudah Saatnya Dunia Perhatikan Ekosistem Laut

Fajar Pratama - detikNews
Kamis, 15 Sep 2016 22:13 WIB
Foto: Our Ocean Conference 2016 di AS.(Fajar/detikcom)
Jakarta - Para menteri dari 30 negara serta para pakar di bidang kemaritiman berkumpul di Washington DC guna menghadiri Our Ocean Conference 2016. Sebuah konferensi untuk mengingatkan bahwa sudah saatnya dunia memperhatikan ekosistem laut yang kian rusak.

Konferensi ini dibuka oleh tuan rumah Menlu AS John Kerry di kantor Department of State, Washington DC, Kamis (15/9/2016) pagi waktu setempat. Dalam sambutannya, Kerry menerangkan bahwa masyarakat dunia selama ini terlalu abai terhadap adanya kerusakan di laut. Bahkan, ada oknum-oknum yang sengaja melakukan perusakan.
Foto: Our Ocean Conference 2016 di AS.(Fajar/detikcom)Foto: Our Ocean Conference 2016 di AS.(Fajar/detikcom)

"Lautan selama ini menjadi denyut nadi sebagian masyarakat, menjadi sumber penghasilan bagi 12 persen populasi dunia. Namun kita selama ini secara sistematis mengabaikan ekosistem laut," kata Kerry.

Selama berabad-abad, kata Kerry, masyarakat dunia telah mencemari ekosistem dan sumber daya kelautan. Bahkan saat ini terdapat ratusan area di lautan yang masuk kategori 'zona mati' karena tercemar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini ada lebih dari 500 zona mati di lautan. Area di mana di situ tidak bisa ada kehidupan karena level polusi yang cukup tinggi. Kecuali kita mengubah sikap dan cara berpikir kita, kita akan melihat lebih banyak plastik di lautan ketimbang ikan pada pertengahan abad ini," kata Kerry.
Foto: Menteri Susi dan Mantan Menlu AS John Kerry (Fajar/detikcom)Foto: Menteri Susi dan Menlu AS John Kerry (Fajar/detikcom)

Kerry meminta komunitas global untuk segera mengubah cara berpikir dan lebih memperhatikan ekosistem di lautan. Hal tersebut sangat perlu dilakukan demi tetap tersedianya sumber daya dari lautan untuk generasi mendatang.

"Kita di konferensi ini tidak hanya berbicara sederhana mengenai tantangan yang kita hadapi, namun juga membicarakan mengenai aksi nyata yang dapat membuat perbedaan," ujar Kerry.

Selain soal pencemaran, Kerry menyorot tindakan eksploitasi pengambilan ikan besar-besaran yang tidak bertanggung jawab. Kerry mengatakan sepertiga jumlah ikan di lautan telah diambil secara berlebihan dalam sebuah skema illegal fishing. Hal tersebut menyebabkan kerugian puluhan juta dollar per tahunnya.

"Oleh karena itu lebih dari 60 negara telah meratifikasi Port States Measures Agreement," ujar Kerry.

Turut hadir dalam konferensi ini Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Koordinator Staf Khusus Satgas 115 Mas Achmad Santosa serta anggota delegasi dari Indonesia lainnya. Susi dijadwalkan berbicara di diskusi panel yang bertemakan 'Penegakan hukum yang nyata terhadap Illegal Fishing' pada Kamis siang. (fjp/miq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads