Para mahasiswa itu disambut oleh Dedi di Pendopo Kabupaten Purwakarta pada Kamis (15/9/2016) petang untuk diberi arahan sebelum memulai kegiatan masa orientasi di Desa Kadungmekar, Kecamatan Babakan Cikao, Kabupaten Purwakarta.
Foto: Bupati Dedi Mulyadi beri arahan ke mahasiswa UI (Tri Ispranoto/detikcom) |
Dalam sambutannya, Dedi membeberkan pola pendidikan di daerahnya yang menggunakan sistematika pembangunan nalar budaya yang diwujudkan dalam pendidikan berkarakter berbudaya, yang tidak berpatokan pada sisi akademis namun pada produktifitas dan kreatifitas. Pola tersebut sudah diterapkan sejak lama tepatnya pada periode kedua kepemimpinan Dedi.
"Kalau selalu berpatokan pada akademis yang bersifat administratif munculah bimbel di mana-mana. Sudah sekolah tiga tahun, tambah bimbel, sekolah sudah enam jam, tambah lagi pelajaran les malah tidak efektif. Sudah tidak usah sekolah kalau begitu, cukup kursus," ucap Dedi.
Foto: Bupati Dedi Mulyadi beri arahan ke mahasiswa UI (Tri Ispranoto/detikcom) |
Sekolah, kata Dedi, sudah seharusnya menerapkan ilmu-ilmu yang bersifat aplikatif sehingga anak tidak terpaku mengejar nilai akademis namun lebih pada hal-hal yang bersifat produktif dan kreatif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau urusan sekolah ya selesaikan di sekolah. Di rumah tidak boleh lagi ada yang bersifat akademis, tapi lebih pada pengaplikasian ilmu yang didapat di sekolah dengan kehidupan sehari-hari di rumah. Misal orang tuanya petani, anak diberi PR-nya membantu bertani membuat pupuk organik misalnya untuk pelajaran biologi. Atau membuat puisi dan cerpen soal kehidupan petani, itu untuk pelajaran bahasa. Jadi anak tidak hanya pintar akademis, tapi dari segi aplikatif mereka bisa produktif dan kreatif," beber pria yang selalu mengenakan ikat putih itu.
"Bayangkan anak-anak sekarang gadget canggih, tapi Indonesia masih kekurangan daging. Kendaraan keren-keren tapi beras atau garam masih impor. Kita ini masih terjebak dalam hal yang bersifat administratif. Kalau seperti itu tunggu saja kebangkrutan keuangan negara dan keuangan keluarga yang sudah di depan mata," beber Dedi.
Dedi berharap para generasi muda bisa lebih vokal dan kritis mengenai hal tersebut. Terlebih sejak dulu mahasiswa UI selalu vokal dan kritis dalam merombak sistem kebijakan pemerintah sebagai bentuk kontrol masyarakat.
Foto: Bupati Dedi Mulyadi beri arahan ke mahasiswa UI (Tri Ispranoto/detikcom) |
Terakhir, Dedi pun meminta ilmu yang didapat dalam masa orientasi selama di Kabupaten Purwakarta bisa menjadi bahan kajian dan penelitian di masa depan. "Kalau ada saran atau kritik yang membangun silahkan hubungi saya kapan pun bisa memalui media sosial atau SMS center," tutup pria yang akrab disapa Kang Dedi itu.
Usai mendengarkan sambutan dari Dedi, para mahasiswa itu pun langsung memanfaatkan waktu untuk berkeliling di sekitaran Pendopo Kabupaten Purwakarta seperti ke Bale Nagri yang terdapat kereta kencana, dan beberapa taman seperti Taman Pancawarna, Taman Maya Datar, dan Taman Pasanggrahan Padjajaran. (miq/miq)












































Foto: Bupati Dedi Mulyadi beri arahan ke mahasiswa UI (Tri Ispranoto/detikcom)
Foto: Bupati Dedi Mulyadi beri arahan ke mahasiswa UI (Tri Ispranoto/detikcom)
Foto: Bupati Dedi Mulyadi beri arahan ke mahasiswa UI (Tri Ispranoto/detikcom)