Suhardi menyebut ke 531 WNI ini mulai kembali ke Indonesia. Dua orang di antaranya masuk lewat Uighur, China. Kembalinya para WNI ini harus diwaspadai dan diantisipasi semua pihak karena dikhawatirkan kemungkinan besar akan menyebarkan radikalisme.
"531 orang Indonesia yang dari Suriah masuk ke Indonesia ada 2 dari Uighur. Mereka itu kan yang termasuk program pemantauan, foreign terrorist fighters (FTF) itu atau gampangnya returnis yang fighter," kata Suhardi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, lanjut Suhardi, publik cenderung hanya memikirkan terpidana teroris yang berada di dalam lembaga pemasyarakatan. Padahal mereka yang baru kembali dari Timur Tengah yang berpotensi turut membawa pahamnya saat kembali ke Tanah Air bisa menimbulkan bahaya yang lebih besar.
"Mereka harus betul-betul diwaspadai. Anaknya, keluarganya, juga punya potensi radikal sama. Sehingga BNPT betul-betul harus menjadi satu badan yang menyinergikan kementerian terkait," tuturnya.
"Banyak keluhan tadi dari anggota dewan bagaimana terorisme sudah masuk ke ruang-ruang. Nah ini tanggung jawab kan enggak akan bisa kita sendiri. Bagaimana Kominfo, Kemdikbud mengatur kurikulum, para guru, para dosen, pendidik, juga orang tua memantau anaknya sehingga tidak terpapar radikalisme dan perbuatan menyimpang lainnya," sambung dia. (wsn/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini