Ketua Golkar DKI: Saya Tak akan Sandingkan Foto Jokowi dan Ahok

Ketua Golkar DKI: Saya Tak akan Sandingkan Foto Jokowi dan Ahok

Elza Astari Retaduari - detikNews
Kamis, 15 Sep 2016 07:11 WIB
Ketua Golkar DKI Fayakhun (Foto: Bagus Prihantoro/detikcom)
Jakarta - PKPU mengatur pelarangan penggunaan foto presiden di atribut kampanye. Ketua DPD Golkar DKI Fayakhun Andriadi memastikan dirinya tak akan menyandingkan foto Presiden Jokowi dan kandidat cagub yang diusung partainya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Kalau kita, kita pisah. Foto pak Ahok sampai dengan sepanjang pilgub. Selesai pilgub maka selesai," ungkap Fayakhun di Gedung DPR, Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2016).

Soal adanya foto Jokowi yang disandingkan dengan Kepala Daerah Golkar dalam spanduk di sejumlah wilayah, dia menilai itu karena ada salah interprestasi instruksi Ketum Setya Novanto. Foto Jokowi baru akan disandingkan dengan caleg ketika masa pilpres dan pileg yang akan digelar serentak pada 2019 nanti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau nanti 2019, capresnya siapa? Jokowi, calegnya siapa? Misalnya saya. Ya wajar dong saya dan Jokowi fotonya. Caleg, capres dan partai. Wajar. Karena pileg dan pilpres bareng," kata dia.

"Ya mungkin (daerah lain) menterjemahkannya beda. Lain-lain. Kalau saya tidak begitu. Pisah spacenya. Urusan pilkada ya pilkada. Urusan pilpres ya pilpres. Nanti urusan pileg dan pilpres itu bisa bareng. Karena timingnya bareng," imbuh Fayakhun.

Anggota Komisi I DPR ini menyebut instruksi Novanto tidak seperti itu. Tidak ada perintah yang menyebut soal pemasangan foto Jokowi bersama calon kepala daerah yang diusung Golkar.

Lantas seperti apa instruksi Novanto sebenarnya?

"Dalam rakornis (rapat koordinasi teknis) itu, jangan lupa sampaikan ke publik, bahwa kita mengusung, mendukung, mencalonkan Jokowi. Kedua sampaikan ke publik kita mendukung calon kepala daerah, siapa. Itu clear, jawab Fayakhun.

"Boleh majang foto Jokowi bersama partai, boleh. Kalau pilkada, yang satu pilkadanya besok, satu lagi pilpresnya nanti kok. Timingnya beda," tambah dia.

Fayakhun pun memastikan DPD Golkar DKI tak akan memasang foto Jokowi saat kampanye Ahok nanti. Baliho foto Jokowi pun disebut dia dipasang hanya sebagai simbol bahwa Golkar kini sudah menjadi pendukungnya, bukan untuk kampanye.

"Dipisah. Pak Ahok satu baliho sendiri, Pak jokowi sendiri. Pak jokowi bukan kampanye. Hanya menerangkan bersama pak Jokowi, kita berkarya mensejahterakan rakyat. Kalau Ahok, memang kandidat pilgub DKI jelas," beber Fayakhun.

Baliho-baliho tersebut akan dipasang DPD Golkar DKI sehari setetlah penutupan pendaftaran calon kepala daerah usai. Fayakhun mengaku ingin menjalani mekanisme sesuai aturan yang berlaku.

"Kita jadi orang yang santun aja. Kalau di kita, pak Jokowi sendiri balihonya. nggak digabung dengan pak Ahok. Bahwa itu berada di tempat yang sama, tetapi, berbeda. Beda space," tegas Fayakhun.

"Kalau jadikan satu aja, saya. juga nggak mau. Ini beda kok ceritanya. Di DKI, fotonya dipasang bersebelahan," sambungnya.

Pemasangan foto Jokowi sendiri, kata Fayakhun, memiliki kepentingan sebagai implementasi dari sikap partai. Yakni rencana Golkar untuk mengusung Jokowi pada Pilpres 2019.

"Hanya untuk pilpres nanti. Karena kami sudah deklarasi. Karena pendaftaran nanti, belum bisa dibilang capres," tukas Fayakhun.

Komisi II DPR sudah mengingatkan Golkar untuk tidak memasang spanduk atau atribut bergambar foto Jokowi bersama calon kepala daerah setelah memasuki masa pencalonan. Jika aturan tidak dipatuhi, ancaman sanksinya adalah pidana. (ear/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads