Elektabilitas Ahok Turun, PPP: Kami Semakin Semangat!

Elektabilitas Ahok Turun, PPP: Kami Semakin Semangat!

Elza Astari Retaduari - detikNews
Rabu, 14 Sep 2016 17:49 WIB
Elektabilitas Ahok Turun, PPP: Kami Semakin Semangat!
Foto: Ilustrasi Ahok (Mindra Purnomo/detikcom)
Jakarta - Elektabilitas kandidat petahana Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) menurun menurut survei terakhir. PPP yang sudah memastikan tak akan mengusung Ahok itu mengaku semakin semangat.

"Kalau elektabilitas petahana menurun maka koalisi partai-partai yang tidak mengusung, termasuk PPP tambah semangat," ungkap Sekjen PPP Arsul Sani di Gedung DPR, Kompleks Senayan, Jakarta (14/9/2016).

Salah satunya survei terbaru Lembaga Survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) yang dirilis Rabu(14/9), elektabilitas Ahok saat ini tercatat 41,6 persen. Tak banyak terpaut jauh, elektabilitas Tri Rismaharini naik menjadi 30 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian yang mengalami peningkatan adalah Rizal Ramli menjadi 8 persen menggungguli kandidat cagub Gerindra, Sandiaga Uno di angka 7 persen.

Sejak Gerindra dikabarkan memasangkan Sandiaga dengan politisi PKS Mardani, PPP mulai mengambil langkah mundur. PPP pun beralih pada poros alternatif bersama PKB, PAN, dan Partai Demokrat.

"Meski Sandiaga-Mardani belum fix, empat partai lain yang secara resmi belum deklarasi calonnya ini dalam pembicaraan intensif. Demokrat, PPP yang kursinya sama-sama 10, PKB dan PAN," jelas Arsul.

"Tidak tertutup kemungkinan kalau Sandi-Mardani itu menjadi fix maka akan ada calon ketiga yang akan diusung oleh 3 atau 4 partai," imbuh dia.

Dari poros alternatif muncul nama Yusril Ihza Mahendra yang sudah sejak jauh hari masuk di bursa cagub DKI. Keempat partai itu hanya tinggal membicarakan nama cawagub-nya.

"Kan kemarin PAN usul Pak RR, kita hormatilah. Sedang kita bahas dalam hari-hari ini. Hanya kalau PPP dan saya juga yakin ini semangatnya Demokrat juga, untuk cawagub itu kita condong memilih orang yang punya rekam jejak birokrasi khususnya di DKI," jelas anggota Komisi III DPR itu.

Dibanding Sekda DKI Saefullah, PPP lebih memilih Deputi Gubernur Sylviana Murni. Sebab menurut Arsul, Sylviana dianggap lebih memiliki pengalaman birokrasi.

"Karena dari sisi obyektivitas track recordnya Bu Sylviana di Birorkrasi lebih panjang dan varian. Pernah jadi Kadisdik, Walikota, Kepala Satpol PP, dan dia perempuan. Jadi mewakili perempuan, itu penting," tutur Arsul.

"Mantan None Jakarta pula, jadi walaupun umur sudah 58 itu masih enak dipandang. Kalau PPP lebih mendorong bu Sylviana. Kalau Bu Sylviana ini tidak terasosiasikan dengan partai manapun. Kalau Pak Saefullah masih ada asosiasinya, paling tidak masih ada persepsi orang dengan PKB," sambung dia.

Sementara itu jika Sandiaga dan Mardani maju, keduanya dianggap masih sama-sama belum memiliki pengalaman birokrasi. Untuk itu PPP lebih memilih untuk berada di poros alternatif.

"Partai lain melihat Pak Sandi itu walau ada di Gerindra dia politisi profesional. Bukan politisi MuRni seperti Pak Mardani yang memang kader PKS. Kan Birokrasi di DKI banyak dan besar. Serta akan mengelola APBD yang leboh dari Rp 70 T," papar Arsul.

"Kalau dua-duanya Gubernur dan wagub nggak punya pengalaman. Artinya bagi PPP kita tidak mengedepankan ego kepartaian. Sebab kalau iya, yang saya omongin Pak Yusuf Mansyur terus," tandasnya sambil berkelar.

(ear/miq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads