Desfanisa dihukum pertengahan Agustus lalu karena terlambat masuk kelas. Dia dihukum di depan teman-temannya.
"Di depan teman-temannya, akibatnya anakku tidak mau sekolah, psikologisnya terganggu, sebagai orang tuanya saya menghadap kepala sekolahnya, bukan aku yang dipanggil tapi aku yang datang dan jawabnya katanya gurunya berani bersumpah tidak pernah menghukum Desfina," ungkap Fauzi orangtua Desfina yang ditemui di rumahnya, Rabu (14/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Desfina sendiri mengaku, dia dihukum skot jump oleh guru agamanya. Padahal di pelajaran kedua itu, dia masuk berbarengan ke kelas. Tapi tetap saja dia dihukum lima kali skot jump.
"Masuk pelajaran kedua bel baru berbunyi, saya mau masuk kelas dan guru itu juga. Saya dan guru berbarengan masuk, guru menuju meja guru saya duduk di meja saya, tapi tiba-tiba guru tersebut meminta saya skot jump karena dianggap terlambat, padahal pelajaran belum dimulai," ujar Desfania yang duduk di kelas 2 SMP ini.
Namun saat detikcom mengonfirmasi ke guru agama bernama Usman, dia menegaskan tidak pernah memberikan hukuman untuk Desfania.
"Karena murid sering terlambat maka saya buat hukuman, untuk yang putra push up, sedangkan untuk yang putri skot jump, sedangkan Desfina tidak pernah saya hukum," tegas Usman yang mengaku inisiatif hukuman berasal dari dia sendiri.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 3 Sindang Kelingi Sukur menegaskan, dirinya baru menjabat 10 hari. Dia juga sudah menghapus hukuman fisik seperti itu.
"Skot jump kita tutup dulu kita akan cari sanksi yang lain, sudah kita sampaikan untuk skot jump dan push up kita berhentikan," ujar Sukur (dra/dra)