Memang perlu merogoh kocek cukup dalam membayar porter yang bisa segala, hal seperti memandu, membawa barang hingga memasak. Tapi rasanya uang itu tak seberapa dibandingkan dengan apa yang bisa dinikmati di pegununungan Rinjani.
Pertengahan tahun, memasuki musim kemarau di Indonesia bertepatan dengan waktu libur panjang bagi para turis asing. Dan merupakan waktu yang tepat melihat servis dari para porter kepada para tamunya di Gunung Rinjani.
![]() |
Seperti pada Minggu (28/8), tepatnya di bawah Pos II jalur Sembalun. Nampak ada keramaian seperti dapur umum. Pos II jalur Sembalun merupakan tempat ideal bagi para pendaki jika ingin bersantap siang. Hal itu dengan estimasi waktu dimulainya perjalanan pada pagi hari awal perjalanan dari basecamp.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu juga di sekitar lokasi terdapat mata air. Di jalur pendakian Sembalun ada dua sumber mata air, yaitu di Pos II dan yang paling besar sumbernya ada di Plawangan Sembalun.
Para porter yang lihai memasak memang sudah terlatih menyiapkan makanan. Mulai dari makanan pembuka buah-buahan hingga ala Eropa. Menurut Diki (43), setelah harga disepakati dengan para pendaki, maka selanjutnya bisa memesan apa saja yang ingin dimakan di atas gunung.
![]() |
"Kalau untuk pendaki lokal, yang paket lengkap makan dengan ada buah-buahannya kita kenakan tarif berbeda. Harga standar 200 bisa jadi Rp 250 ribu/hari. Kalau untuk bule bisa dua kali lipatnya," kata dia
Pendapatan itu memang setimpal dengan barang bawaannya. Jika perjalanan dalam suatu kelompok terdiri dari 30 orang, maka para porter akan ada yang membawa gas LPG dengan tabung ukuran 3 kilogram serta membawa kompor dengan dua sumbu. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini