Melihat Kelihaian Porter di Rinjani: Memandu, Membawa Barang, Hingga Memasak

Melihat Kelihaian Porter di Rinjani: Memandu, Membawa Barang, Hingga Memasak

Ahmad Masaul Khoiri, - detikNews
Selasa, 13 Sep 2016 13:46 WIB
Foto: Masaul/detikcom
Lombok - Tamu adalah raja. Itulah ungkapan yang tepat menggambarkan bagaimana jamuan dari para porter untuk para pendaki Rinjani, gunung yang kini menjadi primadona wisatawan di Lombok, NTB.

Memang perlu merogoh kocek cukup dalam membayar porter yang bisa segala, hal seperti memandu, membawa barang hingga memasak. Tapi rasanya uang itu tak seberapa dibandingkan dengan apa yang bisa dinikmati di pegununungan Rinjani.

Pertengahan tahun, memasuki musim kemarau di Indonesia bertepatan dengan waktu libur panjang bagi para turis asing. Dan merupakan waktu yang tepat melihat servis dari para porter kepada para tamunya di Gunung Rinjani.

Seperti pada Minggu (28/8), tepatnya di bawah Pos II jalur Sembalun. Nampak ada keramaian seperti dapur umum. Pos II jalur Sembalun merupakan tempat ideal bagi para pendaki jika ingin bersantap siang. Hal itu dengan estimasi waktu dimulainya perjalanan pada pagi hari awal perjalanan dari basecamp.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para pendaki tampak bersantap siang, mereka umumnya berasal dari mancanegara. Para porter menyiapkan tikar juga kursi kecil di bawah pohon yang rindang. Menjadi catatan di bawah pohon amat penting mengingat teriknya panas di tengah sabana yang bisa mencapai di atas 30 derajat celcius.

Selain itu juga di sekitar lokasi terdapat mata air. Di jalur pendakian Sembalun ada dua sumber mata air, yaitu di Pos II dan yang paling besar sumbernya ada di Plawangan Sembalun.

Para porter yang lihai memasak memang sudah terlatih menyiapkan makanan. Mulai dari makanan pembuka buah-buahan hingga ala Eropa. Menurut Diki (43), setelah harga disepakati dengan para pendaki, maka selanjutnya bisa memesan apa saja yang ingin dimakan di atas gunung.

"Kalau untuk pendaki lokal, yang paket lengkap makan dengan ada buah-buahannya kita kenakan tarif berbeda. Harga standar 200 bisa jadi Rp 250 ribu/hari. Kalau untuk bule bisa dua kali lipatnya," kata dia

Pendapatan itu memang setimpal dengan barang bawaannya. Jika perjalanan dalam suatu kelompok terdiri dari 30 orang, maka para porter akan ada yang membawa gas LPG dengan tabung ukuran 3 kilogram serta membawa kompor dengan dua sumbu. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads