Lalu, siapakah yang akan bertanggungjawab untuk merawatnya?
"Kita akan berkoordinasi dengan pemerintah kota Surabaya dan Konsulat Jerman," kata Kasi Pengawasan dan Penindakan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya Agung Pramono, Minggu (11/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski paspornya masih berlaku, pihaknya tetap memproses warga negara Jerman, itu karena melanggar keimigrasian di Indonesia.
"Orang asing datang ke Indonesia boleh saja, tapi kalau membawa masalah kan tidak boleh. Apalagi yang bersangkutan juga mengidap penyakit menular (kaki gajah)," ujarnya.
Bagi warga negara asing yang bermasalah, akan dikarantina. Namun, Benjamin yang mengidap kaki gajah, tidak mungkin akan dijadikan satu dengan warga negara asing yang dikarantina.
"Tidak mungkin yang bersangkutan kita jadikan satu dengan dua warga negara asing lainnya (China dan Afghanistan yang sedang dikarantina). Kalau dicampur, kita khawatir dapat menular melalui gigitan nyamuk," terangnya.
"Karena azas kemanusian, sementara ini (Benjamin) dirawat terlebih dahulu," ujarnya.
Untuk biaya pengobatannya, selain berkomunikasi dengan pemkot, pihaknya juga berkoordinasi dengan Konsulat Jerman.
"Kita lihat bagaimana hasil penanganan di rumah sakit (RSUD dr Soewandhi). Sekarang kan masih libur, kemungkinan kita berkoordinasi dengan Konsul Jerman pada Selasa pekan depan," terangnya.
"Sambil menunggu, jika yang bersangkutan sudah boleh keluar dari rumah sakit, akan dititipkan di Liponsos (lingkungan pondok sosial milik Pemkot Surabaya)," terangnya.
Ia berharap, Konsul Jerman proaktif memperhatikan warganya. "Walaupun yang bersangkutan tidak mau, kita paksa dipulangkan ke negara asalnya," ujarnya.
Rencananya setelah 'mengemis' di Bali dan Surabaya, Benjamin rencananya akan menuju ke Jakarta dan melanjutkan perjalanannya ke Denmark pada 19 September mendatang.
Pihak imigrasi tidak mau ambil resiko di kemudian hari dan akan mendeportasi Benjamin ke negara asalnya, Jerman.
"Kita enggak mau ambil resiko. Dari informasi yang kami terima, dia suka mabuk-mabukan. Kita tidak ingin dia marah dan membahayakan penerbangan," tandasnya.
(roi/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini