Pencari Madu Hutan Ditemukan Tewas di Gunung Jayanti, Diduga Disengat Lebah

Pencari Madu Hutan Ditemukan Tewas di Gunung Jayanti, Diduga Disengat Lebah

Syahdan Alamsyah - detikNews
Minggu, 11 Sep 2016 14:16 WIB
Foto: Proses pencarian korban/ dok Pos SAR Basarnas Sukabumi
Sukabumi - Yanto (39) seorang pencari madu hutan ditemukan tewas di Gunung Jayanti, Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat pada Minggu (11/9/2016). Sebelumnya korban sempat dinyatakan hilang oleh keluarga sejak Jumat (9/9) lalu.

Saat ditemukan tubuh korban berada di tebing bukit yang curam dengan posisi kaki berada di bawah terdapat banyak luka lebam dan bekas tusuk mirip sengatan lebah di bagian tangan dan wajahnya.

"Diduga korban terjatuh dari pohon ketika akan mengambil sarang tawon berisi madu, tinggi pohon sekitar 30 meteran. Kebetulan posisi pohon berada di lokasi yang curam jadi korban saat jatuh langsung terseret ke bawah," kata Aulia Solihanto Anggota Pos SAR Basarnas Sukabumi kepada detikcom.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Banyak luka lebam dan bekas tusuk mirip sengatan lebah di bagian tangan dan wajahnya," imbuhnya.

Informasi dihimpun korban dilaporkan berangkat dari kediamannya di Palabuhanratu sekira pukul 07.00 WIB Jumat (9/9) untuk mencari madu odeng di gunung setinggi 565 Mdpl. Namun sejak Jumat sore hingga Sabtu (10/9) pagi korban tak pulang ke rumahnya, salah seorang kerabat kemudian menghubungi tim SAR untuk bantuan pencarian.

"Kita lalu berkoordinasi dengan pihak Koramil, ACT, Polres, relawan, OCC dan warga. Kita bagi menjadi tiga tim pencarian, Alhamdulillah, pagi tadi korban ditemukan," lanjutnya.

Satu-satunya petunjuk Tim SAR adalah sebuah pohon kiara setinggi 30 meter bertuliskan 'YANTO'. Tim SAR menduga tulisan itu dibuat korban untuk menandai jika di pohon tersebut biasa diambil madunya oleh korban.

"Korban ditemukan di bawah tebing, kondisinya mengenaskan. Bagian kepala masih menggunakan penutup, tangan dan leher banyak sengatan," tandas Aulia.

Jasad korban kemudian dibawa ke rumah duka dan langsung dikebumikan. Keluarga menolak untuk dilakukan autopsi dan menganggap peristiwa tersebut sebagai musibah. (rvk/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads