Gempa Nias Tak Timbulkan Tsunami karena Jenis Sesar Geser
Selasa, 29 Mar 2005 18:24 WIB
Bandung - Gempa bumi berkekuatan 8,7 SR di lepas Pantai Barat Sumatera tidak akan diikuti oleh gelombang tsunami. Alasannya, gempa tersebut tidak bersifat sesar (patahan) naik hingga tidak menyebabkan perluasan pada bidang volume air.Namun gempa bumi ini menyebabkan getaran yang kuat. Khususnya pada wilayah yang disusun oleh endapan alluvial sungai dan pantai di wilayah seperti NAD, Sumut, Sumbar, Jambi, Kepulauan Nias, Pulau Simeuleu dan Riau.Demikian laporan tanggapan kejadian gempa bumi dari Direktorat Vukanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (DVMBG) yang dijelaskan oleh Kasubdit Mitigasi Bencana Geologi, Surono, saat ditemui oleh detikcom di kantornya, Jalan Diponegoro, Selasa (29/3/2005). "Kemungkinan ini termasuk sesar geser. Walau kita belum tahu persis secara normalnya," kata Surono. Dalam sesar geser, keseimbangan volume air tidak begitu besar, sehingga tsunamipun tidak akan terjadi. Itulah kenapa sekalipun terjadi gempa besar terkadang tidak disertai tsunami. Dia menambahkan, saat ini DVMBG berpatokan pada data laporan Geology Service milik AS yang menyebutkan gempa bumi di Nias ini mendekati sesar naik dengan kemiringan hampir tegak lurus hingga 88 derajat.Menurutnya, kerusakan paling berat kemungkinan besar terjadi di Kepulauan Nias, karena wilayah ini termasuk daerah rawan longsor tinggi. Namun untuk memastikan apakah termasuk sesar aktif atau sesar geser, DVMBG sedang melakukan kajian di titik pusat gempa. Hal ini untuk mencari tahu besaran serta percepatan bencana, kerusakan, dan pemetaan gempa buminya. Menurut Surono, masih dimungkinkan gempa susulan akan muncul walau dengan magtitude berskala kecil. "Yang jelas kejadian alam ini termasuk besar setelah tsunami di Aceh," katanya. HistorisDari data yang dimiliki DUVMB, kejadian gempa di kawasan Nias pertama terjadi pada tahun 1843 yang disertai tsunami -- tepatnya terjadi di Gunung Sitoli Baras. Tahun 1861 di Tapanuli Sibolga memakan korban jiwa meninggal hingga 50 orang. Tahun 1984 gempa bumi di Paha Jahe dengan korban 123 orang luka serta 350 rumah dan 65 kantor rusak berat. Daerah rawan gempa bumi di Pulau Sumatera meliputi Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu, dan Lampung."Kita tenangkan dulu warga dan Pemdanya. Saya minta untuk tak tinggal di bangunan yang sudah rusak. Jangan juga terpancing isu yang tidak jelas," imbau Surono.
(nrl/)