Kivlan tampak didampingi seorang pria berpeci putih dan berjanggut. Dia ternyata anak dari pemimpin Moro National Liberation Front (MNLF) di Filipina, Nur Misuari, bernama Abdul Karim. Ada apa ke Tanah Abang?
"Belanja saja. Ini saya bawa orang-orang dari Sulu, ini anaknya Misuari, namanya Abdul Karim," kata Kivlan Zen santai memperkenalkan rekannya di depan Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (9/9/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat terjadi penyanderaan WNI di Filipina pertama kali, Misuari lah yang membantu negosiasi dengan kelompok Abu Sayyaf. Saat itu turut dibantu oleh Gubernur Sulu bernama Toto Tan yang merupakan keponakan Nur Misuari.
Kesediaan Nur Misuari membantu pembebasan WNI itu, tak lain berkat adanya peran Kivlan Zen. Kivlan bersahabat sangat dekat dengan Misuari sejak saat dirinya bertugas di pasukan Perdamaian Filipina Selatan tahun periode 1995-1996.
Lewat Nur Misuari lah, Kivlan berhasil melakukan kontak dengan kelompok Abu Sayyaf dan menjalin komunikasi intensif hingga akhirnya 10 WNI dibebaskan tanpa kontak senjata termasuk uang tebusan.
Kembali soal kehadirannya di Tanah Abang, Kivlan tampak membawa plastik yang disebutnya barang belanjaan dari dalam Blok A. Kivlan mengaku hadir karena ingin menyaksikan Presiden Jokowi dan Duterte di Pasar Tanah Abang.
"Ini datang ke Tanah Abang mau lihat Duterte dan Jokowi sambil belanja," ucap Kivlan santai.
"Enggak (ketemu Jokowi). Orang intelijen kan di belakang, enggak perlu tampil. Yang tampil biar Panglima. He he," imbuhnya berkelakar.
Presiden Jokowi dan Duterte blusukan di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta sekitar 35 menit sejak pukul 14.00 WIB. Keduanya masuk ke dalam kios-kios yang menjajakan pakaian dan berbincang dengan warga. Ratusan pengunjung dan pedagang menyambut antusias kehadiran kedua kepala negara itu. (bal/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini