Agenda Duterte di Jakarta: Blusukan ke Tanah Abang Hingga Bahas Penyanderaan

Agenda Duterte di Jakarta: Blusukan ke Tanah Abang Hingga Bahas Penyanderaan

Ikhwanul Khabibi - detikNews
Jumat, 09 Sep 2016 10:21 WIB
Agenda Duterte di Jakarta: Blusukan ke Tanah Abang Hingga Bahas Penyanderaan
Duterte/Foto: REUTERS/Stringer
Jakarta - Presiden Filipina Rodrigo Duterte tengah berada di Jakarta untuk melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya sejak menjadi Presiden. Di Jakarta, Duterte memiliki agenda yang padat bersama Presiden Joko Widodo.

"Presiden Duterte akan melakukan state visit ke Indonesia dan sebelumnya pada waktu KTT ASEAN di Laos sudah berkomunikasi, berbicara dengan Presiden Jokowi, rencananya pada pagi hari ini Presiden Duterte akan memulai acara dengan komunitas masyarakat Filipina," kata Seskab Pramono Anung di Kompleks Istana Negara, Jl Veteran, Jakpus, Jumat (9/9/2016).

Siang harinya sekitar pukul 13.00 WIB, Duterte akan mengunjungi Taman Makam Pahlawan Kalibata. Setelah itu, Duterte akan diajak Jokowi blusukan ke Pasar Tanah Abang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari Kalibata ke Tanah Abang bersama Presiden Jokowi dan setelah itu jam 4 melakukan state visit dengan acara kenegaraan sampai dengan dinner selesai. Setelah itu Presiden Duterte kembali ke Filipina," jelas Pramono.

Presiden Duterte memilih Indonesia sebagai tujuan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca menjabat sebagai Presiden Filipina. Lalu isu apa saja yang akan dibahas Duterte dan Jokowi?

"Filipina melihat, menganggap bahwa Indonesia sebuah negara sahabat yang strategis di kalangan ASEAN makanya walaupun dengan kesibukan luar biasa dan baru bertemu di KTT Laos tapi Presiden Duterte tetap meminta untuk bisa berkunjung ke Indonesia," tutur Pram.

"Salah satu isu yang akan dibahas adalah hal berkaitan dengan seringnya adanya pembajakan terhadap beberapa warga kita dan itu menyangkut keamanan bersama, yang kedua tentunya menyangkut yang kemarin menerima beberapa warga kita yang berangkat haji menggunakan kuota Filipina. Kalau memang diizinkan secara resmi, kuota-kuota dari negara sahabat yang tidak digunakan itu bisa digunakan Indonesia," urai Pram.

Sementara itu, Menko Polhukam Wiranto menyebut, fokus pembahasan Duterte dengan Jokowi adalah permasalahan penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf. Seperti diketahui, hingga saat ini beberapa WNI masih disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

"Kita belum tahu ya tapi tentunya itu (pembebasan) sandera termasuk substansi yang akan dibincangkan. Dari pembicaraan awal kemarin kelihatannya juga presiden Duterte sangat memperhatikan masalah itu. Karena itu terjadi di Filipina. Tentu beliau sangat berkepentingan untuk bagaimana mempertanggungjawabkan hal yang berkaitan dengan penculikan dan perampokan yang basisnya di wilayah Filipina," tegas Wiranto. (Hbb/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads