"Nama aplikasinya Grindr, ada di playstore," kata Himawan saat dihubungi, Rabu (7/9/2016).
Aplikasi Girndr tersebut memang tersedia di Play Store yang dapat diunduh secara gratis oleh pengguna Android. Saat ini aplikasi tersebut telah diunduh oleh 10 juta pengguna.
![]() |
Himawan mengatakan, aplikasi ini cukup terkenal di kalangan pencinta sesama jenis. Dan dalam kasus ini, pelaku berinisial AR memosting foto dan profil korban di dalam aplikasi ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walau di dalam aplikasi ini AR menjajakan para korbannya, namun aplikasi Grindr tak menampilkan tarif kencan dengan para korbannya.
"Enggak ada harga, cuma komunikasi profil. Nama sama umur saja," kata Himawan.
Sebelumnya Dir Tipideksus Bareskrim Rigjen Agung Setya mengatakan para pelaku menggunakan Facebook dan sebuah aplikasi khusus dalam menjajakan korban. Media sosial ini digunakan untuk memudahkan mereka berhubungan dan menemukan sasaran.
![]() |
"Mereka (jaringan prostitusi) menggunakan aplikasi untuk memudahkan berhubungan atau menemukan baik itu sasaran bagi mereka," kata Agung, 6 September lalu.
"Data anak-anak itu (korban), dimasukkan oleh AR ke aplikasi itu, kemudian orang-orang jadi bisa tahu. Misalnya di dekat sini, ada yang gay nih. Lalu pakai aplikasi itu, jadinya ketemu, oh ini. Jadi orang itu (pelanggannya) bisa chatting sama si anak ini," sambungnya.
(rii/bag)













































