"Saya bilang kalau soal kedekatan hubungan segitiga saya, Pak Taufik, Pak Gubernur, itu lebih dekat Pak Gubernur dan Pak Taufik ketimbang sama saya," kata Saefullah di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (6/9/2016).
Saefullah mengaku hanya berbicara dengan Taufik dalam kapasitasnya selaku perwakilan eksekutif dalam pembahasan-pembahasan di DPRD DKI. Namun Ahok punya sejarah kedekatan separtai dengan Taufik, yakni Partai Gerindra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk konteks politik jelang Pilgub DKI 2017, Saefullah mengaku tak punya kedekatan dengan Taufik. Namun memang Saefullah menjalani uji kepatutan dan kelayakan kandidat cawagub di Partai Gerindra, itu karena dia diusulkan oleh Bamus Betawi.
"Saya kan cuma diundang, ini calon gubernur asli Betawi. Memang ditakdirkan dilahirkan di sini (tanah Betawi), itu saja sebetulnya," kata Saefullah.
Ahok juga menyoroti Saefullah yang intens berhubungan dengan Taufik dalam pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) soal reklamasi. Soal hal ini, dia menjelaskan tim eksekutif memang membagi tugas antara pejabat satu dan lainnya.
Kebetulan Saefullah disarankan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Tuty Kusumawati untuk membahas hal yang berkaitan dengan yang diampu Taufik.
Kebetulan, poin krusialnya adalah soal besaran 15 persen kontribusi tambahan dari perusahaan pengembang reklamasi, yang belakangan berpolemik hebat.
"Karena di sini tarik-menariknya cukup kuat tentang yang 15 persen dikalikan NJOP dikalikan sellable area itu (tambahan kontribusi untuk pengembang). Saya ditarik Bu Tuty agar saya mesti hadir (dalam setiap pembahasan dengan Taufik)," kata Saefullah.
Saefullah menilai Ahok tentu paham dengan posisis dirinya itu. Namun kadangkala Ahok dinilainya memang kerap berubah temperamen yang berpengaruh ke penilaiannya tentang sesuatu. Sebagai bawahan Ahok, Saefullah memaklumi.
"Mungkin dia datang tendensiusnya. Kita sih manusiawi, mengerti saja. Dan saya enggak marah. Itu hak pimpinan sama bawahan," kata dia.
Memang saat ini Saefullah tak marah. Namun bila ketidakpercayaan Ahok memuncak menjadi pemecatan, maka Saefullah juga bakal hengkang dari jabatan Sekda DKI.
"Kalau misalnya nanti ada sesuatu dengan saya, nah baru saya hengkang. Begitu saja. Saya enggak tahu," kata dia.
(dnu/fdn)











































