Di Forum Bappenas, Bupati Dedi Cerita Akrobat Fiskal yang Terinspirasi Sang Ibu

Di Forum Bappenas, Bupati Dedi Cerita Akrobat Fiskal yang Terinspirasi Sang Ibu

Tri Ispranoto - detikNews
Selasa, 06 Sep 2016 16:12 WIB
Foto: Tri Ispranoto/detikcom
Kabupaten Bekasi - Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, ternyata memiliki sumber ilmu pemerintahan terutama dalam bidang ekonomi bukan dari seorang akademisi bertitel profesor melainkan dari ibu kandungnya sendiri, Karsiti.

Hal itu diungkapkan Dedi saat menjadi pembicara dalam forum City Planning Sharing and Training Bappenas di Jababeka, Kabupaten Bekasi, Selasa (6/9/2016) siang.

"Kita harus jujur bahwa fiskal negara kita berantakan. Saya bisa berakrobat fiskal seperti saat ini tidak belajar dari seorang profesor. Tapi dari ibu saya (Karsiti) yang tidak sekolah dan tidak bisa baca tulis," ucapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Foto: Tri Ispranoto/detikcom

Menurut Dedi sosok ibunya itu mampu menerjemahkan keadilan dari sisi ekonomi di tengah keterbatasan keuangan. Pasalnya sejak dulu perekonomian hanya bertumpu pada gaji pensiunan ayah Dedi sebagai anggota TNI berpangkat prajurit kader, dan hanya memiliki seperempat hektar sawah juga seperempat hektar kebun bambu.

Meski hidup serba pas-pasan namun sang ibu mampu mengatur keuangan hingga seluruh anaknya yang berjumlah sembilan orang bisa hidup dan menjadi sarjana, termasuk Dedi yang lulus sebagai Sarjana Hukum (SH) di Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman Purwakarta pada tahun 1999 lalu.

"Walau hidup pas-pasan tapi sampai semua anaknya jadi sarjana tidak ada satu jengkal pun tanah yang dijual oleh ibu saya. Hal itu mencerminkan manajemen keuangan ditangan ibu saya luar biasa," jelas Dedi.

Foto: Tri Ispranoto/detikcom

Dengan pengalaman hidup yang dia dapat dari sang ibu kini Dedi sudah bisa bernafas lega karena utang programnya sebagai bupati di periode kedua ini sudah hampir tuntas. Dan Dedi bertekad pada tahun terakhir atau tahun 2017 mendatang semua hutang sudah terbayar.

Salah satu fokus utang tersebut adalah membuka 100 KM jalan baru, di mana 57 KM diantaranya adalah jalan lingka barat yang membuka jalur terisolir bagi warga yang terkena dampak pembangunan Waduk Jatiluhur dan Waduk Cirata berpuluh-puluh tahun lalu.

"Tahun ini kita optimis 100 persen masyakat miskin maupun mampu memiliki listrik. Jalan lingkar 100 KM yang menghubungkan Purwakarta, Karawang, Bogor, dan Cianjur selesai. Padahal dua program itu dijanjikan akan dibantu oleh Pemprov Jabar tapi sampai mau selesai, tidak ada satu pun yang dibantu. Termasuk janji Pemprov yang menggratiskan SMA tidak ada, malah kita sendiri yang menggratiskan," beber pria yang akrab disapa Kang Dedi itu.

Foto: Tri Ispranoto/detikcom

Lebih lanjut Dedi menjelaskan, dalam setiap pembangunan di Purwakarta selalu mengedepankan idetitas dan karaker yang memadukan unsure budaya di dalamnya. Hal itu karena budaya tercipta sesuai dengan karakteristik alam dan manusia yang berbeda-beda. Salah satu hal paling menonjol adalah bentuk bangunan di Purwakata yang tidak mengikuti trend modern, dan tetap pada pola tradisional.

Dedi berharap setiap pembangunan harus didasari oleh filsafat dasar yang telah dirumuskan oleh setiap pendahulunya. Sehingga hal itu akan selaras dengan spirit ketuhanan, alam, dan manusia yang membangun daerah tersebut sehingga menjadi tempat yang paling nyaman.

"Religiusitas bukan hanya tata ritualitas seseorang, tapi pada seluruh aspek kehidupan. Bagi saya Allah SWT telah menitipkan seluruh kebaikan melalui mahluk-mahluknya, melalui udara, matahari, air, dan tanah," tutup Dedi.

Foto: Tri Ispranoto/detikcom
(trw/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads