Acara pertemuan digelar di hotel Dar Hadi, Aziziyah, Makkah, Senin (5/9/2016). Para naib Amirul Hajj dan staf hadir, juga jajaran Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah mulai dari Dirjen Abdul Djamil, para direktur dan jajaran PPIH dari ketua, kepala daker, kepala bidang sampai kepala seksi. Hadir juga Irjen Kemenag M Jasin dan stafnya. Serta Dubes RI untuk Kerajaan Saudi Agus Maftuh Abegebrie serta staf di Konjen RI di Jeddah.
Dirjen PHU Abdul Djamil membuka acara dengan melaporkan apa saja yang sudah dilakukan selama proses haji beberapa pekan terakhir. Mulai dari permasalahan katering, kasus di bandara, sampai persiapan puncak haji Arafah-Muzdalifah dan Mina (Armina). Untuk tema Armina, Kasat Operasi Armina Jaetul Mukhlis memberikan paparan khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Menag Lukman Hakim Saifuddin kemudian di akhir acara menyampaikan beberapa arahan kepada panitia. Ada lima poin krusial yang menurutnya perlu diantisipasi, sehingga tidak menimbulkan masalah pada pelaksanaannya nanti. Berikut lima poin tersebut:
1. Mobilisasi Jemaah Saat Arafah
Menag Lukman menyampaikan, salah satu tantangan panitia tahun ini adalah memobilisasi jemaah Indonesia sebanyak 155.200 dari Makkah ke Arafah. Jemaah Indonesia seluruhnya akan tiba pada 6 September 2016. Karena itu, harus dipastikan proses mobilisasi mereka pada puncak haji nanti mulai tanggal 10 September 2016 berjalan lancar.
"Setiap sektor harus diinformasikan secara tepat mengenai jadwal keberangkatan dari maktab. Jangan terlalu lama menunggu dan jangan terlalu tergesa-gesa juga," pesan Lukman.
2. Antisipasi Masalah di Arafah
Menag Lukman berpesan agar semua potensi masalah di Arafah diantisipasi. Kasus tahun lalu seperti pasokan listrik yang kurang dan tenda yang kurang kuat tidak boleh terulang.
Listrik adalah nyawa dari kegiatan Arafah. Apalagi untuk klinik kesehatan. Bila tak ada pasokan listrik, maka bisa dipastikan kondisi pasien pun akan terganggu.
"Kita harus bisa mengantisipasi, karena sifatnya darurat," tegasnya.
3. Pergerakan dari Arafah ke Muzdalifah
Menurut Menag Lukman, pergerakan bus dari Arafah ke Muzdalifah juga sangat krusial. Kasus tahun lalu banyak bus yang berputar-putar dan nyasar tak tahu jalan. Akibatnya banyak jemaah menunggu terlalu lama di Muzdalifah.
Lukman berharap, dengan dibentuknya tim gerak cepat dan satgas khusus Armina, persoalan ini bisa diantipasi agar tak terjadi lagi.
4. Melontar dari Mina ke Jamarat
Kondisi jemaah saat tiba di Mina dari Muzdalifah kadang dalam kondisi letih. Karena itu perlu diperhatikan agar para jemaah tidak memaksakan diri.
Ketentuan soal waktu lontar dan rute harus benar-benar dipatuhi. Menag Lukman mengingatkan, informasi ini harus benar-benar sampai ke jemaah dengan jelas.
"Jangan sampai ada jemaah dibelokkan rutenya lagi dari 206 ke 204," pesan pak Menteri.
5. Kepulangan Kloter Awal
Rencana kepulangan kloter awal setelah puncak haji tahun ini akan berbeda dengan tahun sebelumnya. Waktunya akan berlangsung berselang dua hari setelah puncak haji. Proses pengangkutan bagasi akan dilakukan mepet dengan waktu kepulangan, padahal tahun lalu bisa dilakukan sebelum Arafah. Selain itu, tak ada lagi city check in, sehingga pemeriksaan barang semua dilakukan di bandara.
Dengan kondisi ini, Menag Lukman meminta agar para petugas di setiap sektor melakukan screening bagasi sejak pemondokan. Sehingga, barang yang tiba di bandara tak ada lagi yang tertahan atau bermasalah. Penerbangan pun bisa lancar tanpa ada gangguan atau keterlambatan.
"Belanjaan dan air zamzam harus diantisipasi. Screening bagasi jangan di bandara, tapi harus dari hotel," imbaunya. (mad/Hbb)