Cerita Driver Ojek Difabel yang Sering Diusir Opang dan Tukang Parkir

Cerita Driver Ojek Difabel yang Sering Diusir Opang dan Tukang Parkir

Sukma Indah Permana - detikNews
Senin, 05 Sep 2016 20:21 WIB
Cerita Driver Ojek Difabel yang Sering Diusir Opang dan Tukang Parkir
Triyono dan kendaraannya (Foto: Sukma Indah P/detikcom)
Sleman - Jenis motor yang digunakan para driver Difa City Tour and Travel milik Triyono (35) telah dimodifikasi beroda 3 dan memiliki kereta tambahan di sisi kirinya. Besarnya ukuran armada ini membuatnya kerap diusir penjaga parkir.

"Sudah bukan pernah lagi, tapi sering kami diusir tukang parkir. Kami parkirnya memang di parkir mobil karena bisa sama dengan 5 motor," jelas pendiri Difa, Triyono (35).

Hal ini disampaikan Triyono di Gedung Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, Senin (4/9/2016). Triyono sedang memamerkan perusahaannya di pameran yang digelar di Kompetisi Sociopreneur Muda (SOPREMA) yang diadakan oleh FISIPOL UGM.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Triyono dan teman-temannya memang tak punya pilihan lain, hampir tak ada tempat parkir untuk kendaraan difabel seperti milik mereka.

"Kita diusir dan saya selalu bilang, kami sudah membeli izin usaha lho, kita bayar," imbuhnya.

Tak hanya soal parkir, driver Difa juga kerap diusir oleh ojek pangkalan (opang). Mulai dari alasan 'klaim wilayah operasi' sampai karena ukuran armada ojek Difa dianggap menghabiskan tempat parkir.

"Padahal anak-anak cuma mau jemput penumpang yang sudah pesan," kata Triyono.

Foto: Sukma Indah P/detikcom

Memang tak pernah terjadi kekerasan fisik yang dialami para driver Difa. Namun kekerasan verbal tak jarang mereka terima.

"Sering sekali kalau kekerasan verbal. Kalau sudah begitu mereka kagol. Dan saya yang bujuk-bujuk, datang ke rumahnya satu-satu. Karena gimanapun, mental mereka beda dengan ejekan begitu," ceritanya.

Triyono mengakui kompleksitas di internal para driver menjadi persoalan sendiri yang harus diselesaikan secara personal. Ditambah lagi tingkat pendidikan mereka yang sebagian besar hanya pendidikan dasar.

Pria lulusan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) ini turun sendiri menyelesaikan setiap persoalan tersebut.

Tak jarang dia mengurus kebutuhan administrasi anak buahnya, misalnya membuat KTP.

"Mereka kan ada juga yang tidak diakui keluarganya. Masuk ke KK paman atau siapanya," kata Triyono. (sip/trw)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads