Tiba di Saudi, Ini Imbauan Menag Pada Jemaah Menjelang Armina

Laporan dari Arab Saudi

Tiba di Saudi, Ini Imbauan Menag Pada Jemaah Menjelang Armina

Rachmadin Ismail - detikNews
Senin, 05 Sep 2016 16:51 WIB
Foto: Dok Media Center Haji
Makkah - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan para anggota Amirul Hajj tiba di Arab Saudi. Mereka mendarat di Jeddah, lalu langsung bertolak ke Makkah untuk melaksanakan umrah sambil berinteraksi dengan para jemaah.

Lukman sebagai Amirul Hajj datang bersama para naib Amirul Hajj seperti Miftachul Akhyar Abdul Ghoni, Marpuji Ali Muanam, Mahsusi Mujaid Muskam, Hasanuddin Abdul Fatah, Abdullah Mubarak Djadidi, Mohammad Siddik Nawab, Masyhurul Khamis Ahmad Kasim, Ahmad Bagdja Mohammad Tohir, Anung Sugihantono Hadisantoso, Khoirul Huda Basyir dan Maryono Kasiman Irorejo. Mereka tiba pada Minggu (4/9) kemarin dan disambut oleh Dubes RI untuk kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebrie, Dirjen Penyelenggaran Haji dan Umrah Abdul Djamil dan para pejabat lain.

Pesawat GA 980 yang membawa Lukman dan rombongan tiba di Jeddah sore hari. Di bandara, Menag sempat meyapa sejumlah jemaah embarkasi Solo dan Lombok. Politisi PPP ini menilai kondisi jemaah baik, meski ada satu dua yang perlu mendapat penanganan kesehatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mudah-mudahan tidak terlalu lama dan mereka bisa segera bertolak menuju Makkah," ucapnya.

Sejauh ini, dia menilai tak ada kendala yang berarti di sisi penyelenggaran haji, terutama kedatangan jemaah. Semoga hal ini bisa bertahan sampai akhir kedatangan para jemaah. "Sehingga kita bisa melaksanakan wukuf di Arafah secara keseluruhan dengan baik," imbuhnya.
Menag menilai tak ada kendala yang berarti di sisi penyelenggaran haji, terutama kedatangan jemaah. (Dok: Media Center Haji)


Persiapan Armina, kata Menag, juga masih terus berjalan. Rencananya, sore ini waktu Saudi, menag akan mengumpulkan seluruh jajaran PPIH Arab Saudi untuk membahas persiapan Armina. Tim Amirul Hajj pun akan berbagi tugas, sebagian berkoordinasi dengan panitia, sebagian lagi mendatangi hotel-hotel jemaah untuk persiapan manasik.

Menjelang Armina, Menag punya pesan khusus pada jemaah. Yang paling utama adalah menjaga stamina dan kondisi. Menag berharap para jemaah cukup beristirahat dan tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Sebab, puncak haji semakin dekat yakni tanggal 11 September dan wukuf adalah yang utama.
Menag mengimbau jemaah tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan sebelum wukuf. (Dok: Media Center Haji)


"Jangan terlalu diforsir sebelum wukuf. Wukuf itu yang utama. Nanti juga ketika dua-tiga hari di Mina, kondisi fisik yang prima wajib dijaga," tambahnya.

Setelah di bandara, Menag kemudian melakukan umrah di Masjidil Haram. Di sana, dia juga sempat bertemu beberapa jemaah dan mendengarkan apa masukan mereka terkait penyelenggaraan haji.

Amirul Hajj

Saat tiba di bandara, Menag juga sempat menjelaskan soal fungsi Amirul hajj. Menurutnya, Amirul Hajj adalah ketentuan yang diberlakukan Pemerintah Saudi kepada semua negara yang mengirimkan jemaah haji. Setiap negara harus ada misi haji, harus ada pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ibadah haji warga negaranya masing-masing. Karenanya setiap negara harus ada misi hajinya yang di Indonesia dikenal sebagai Amirul Hajj.

Amirul Hajj adalah yang bertanggung jawab, tidak hanya ketika berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Saudi, tapi juga dengan negara lain karena ada sejumlah pertemuan selama haji berlangsung. Rombongan Amirul hajj dimanfaatkan untuk bisa memberikan tausiah dan pembinaan manasik kepada jemaah haji di pemondokan masing-masing. Sebagian besar anggota delegasi Amirul Hajj adalah tokoh umat Islam yang memiliki kompetensi menyampaikan manasik haji.

"Secara berkala, bergilir, kita berikan kesempatan kepada tokoh ormas Islam untuk bisa bersama dalam Amirul Hajj dalam menjalankan fungsi dan tugas Amirul hajj dalam misi haji indonesia," jelasnya.

"Dan mereka akan tidur di wisma di Daker Makkah bersama saya dan para petugas lainnya," tambahnya.

Kuota Haji

Terkait kuota haji, Menag sedang mengupayakan bahwa pendekatan proporsionalitas yang selama ini diterapkan dengan ketentuan satu per mil dari total populasi umat mulsim setiap negara ini sudah perlu diperbaiki. Kenyataanya, ternyata tidak relevan lagi pendekatan seperti itu karena ada sejumlah negara yang tidak maksimal menyerap kuota yang dimilikinya sementara ada negara lain yang antreannya begitu panjang karena kuota yang ada tidak sebanding dengan animo masyarakat yang ingin berhaji.

"Karenanya Indonesia sejak tahun lalu mengupayakan agar ada revisi penetapan kuota. Proporsionalitas diimbangi dengan adanya (kebijakan bahwa) negara yang tidak terserap secara masksimal bisa dialihkan ke negara yang antriannya sangat panjang. Mudah-mudahan Saudi dan negara pengirim jemaah bisa menyepakati hal ini sehingga kuota Indonesia bisa bertambah," harapnya.

(mad/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads