"Di Surabaya penggusuran itu bukan penggusuran begitu saja ke warga, contoh kampung nelayan di Surabaya itu ditata lebih baik. Kurang lebih itu yang kami harapkan di Jakarta, pembangunan yang tanpa penggusuran yang tidak manusiawi," kata Ketua Umum Gerak Indonesia Emi Sulywati yang ikut deklarasi Penggaris mendukung Risma maju Pilgub DKI di Jl Penggilingan Baru I RT 10/ RW 3, Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur, Minggu (3/9/2016).
Menurut Emi, penertiban permukiman sudah seharusnya dilakukan dengan cara manusiawi. Warga diajak berdialog dengan baik sehingga akhirnya sadar dan mau pindah dengan sendirinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emi memaparkan alasan itu di depan para relawan yang hampir seluruhnya adalah ibu-ibu. Emi juga menyatakan bahwa prestasi Risma selama memimpin Surabaya sudah tak diragukan lagi.
"Kita menolak gubernur yang sekarang bukan karena dia seorang nasrani, atau China, bukan itu, tapi karena kebijakannya tidak pro rakyat kecil. Jadi seperti apa ke depannya Jakarta kalau kita masih mempertahankan gubernur yang sekarang," ungkap Emi.
Lebih lanjut Emi menegaskan bahwa Ahok berbeda dengan mantan Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi). Selama memimpin Jakarta, Jokowi selalu melakukan pendekatan manusiawi sehingga dirinya terpilih menjadi Presiden RI.
"Bedanya Jokowi melakukan dialog dengan masyarakat ketika ada penggusuran. Sehingga masyarakat legowo dipindah. Jadi jangan samakan Jokowi dengan Ahok. Ahok sudah mencederai harapan Jakarta Baru. Jakarta yang lebih dekat dengan masyarakat," pungkas Emi. (bag/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini