Usul Golkar Duetkan Jokowi-Sri Mulyani di 2019 Dianggap Terlalu Dini

Usul Golkar Duetkan Jokowi-Sri Mulyani di 2019 Dianggap Terlalu Dini

Indah Mutiara Kami - detikNews
Minggu, 04 Sep 2016 08:35 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Partai Golkar bergerak cepat untuk memenangkan Joko Widodo di Pilpres 2019 hingga menyodorkan nama Sri Mulyani sebagai cawapres. Langkah Golkar dalam hal pencapresan ini dinilai terlalu dini.

"Kalau soal pencapresan, ini terlalu dini. Kan masih 2019, belum bisa dipetakan. Nah, mengapa Golkar sebagai partai senior mengambil langkah ini, pasti dia punya strategic planning," kata pengamat politik Gun Gun Heryanto saat berbincang, Minggu (4/9/2016).

Menurut Gun Gun, Golkar memunculkan nama Jokowi-Sri Mulyani bukan hanya dalam konteks untuk pencapresan. Yang pertama, Golkar sedang mempererat ikatan di internal partai setelah dilanda perpecahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dia tidak punya pengikat, maka akan ramai lagi. Kalau yang dicalonkan adalah Novanto, tidak terbayang betapa tercabik-cabiknya lagi Partai Golkar. Jadi dia wacanakan capres dari luar," ucapnya.

Poin kedua yang dikejar Golkar dengan memunculkan duet Jokowi-Sri Mulyani adalah manajemen kesan. "Ini harus dibaca sebagai kohesi politik internal dan jualan," imbuh Gun Gun.

Sebelumnya diberitakan, usulan ini muncul di tengah Rakornis Golkar di Hotel Peninsula, Jakarta pada Sabtu (3/9/2016). Ketua Pemenangan Pemilu DPD Partai Golkar Jambi, Gusrizal mengusulkan agar Golkar mulai melisting Calon Wakil Presiden untuk mendampingi Jokowi.

"Bisa Sri Mulyani, Bu Khofifah Indar Parawansa, atau Sri Sultan Hamengku Buwono X," ujarnya.

Korbid Pemenangan Pemilu Wilayah Indonesia I (Jawa-Sumatera) Nusron Wahid menyatakan bahwa hal itu baru sekadar wacana. Dia menyerahkan keputusan ke Jokowi.

"Boleh boleh saja. Tetapi itu menurut saya masih terlalu jauh," ujarnya. (imk/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads