Budi Karya mendarat di Bandara Supadio Pontianak sekitar pukul 18.00 WIB. Tak lama kemudian, ia melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Dwikora, Pontianak. Perjalanan darat memakan waktu sekitar 40 menit.
Budi mengatakan tujuannya datang ke pelabuhan ini untuk melihat kondisi di lapangan. Menurutnya, Pontianak punya posisi yang strategis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesampainya di lokasi, ia mengaku terkejut dengan kapasitas yang dipunya oleh pelabuhan ini. Sebab, pelabuhan ini memang tidak berada di tepi laut, melainkan ada di sungai.
"Saya (datang) akan melihat-melihat kapasitas kemampuan (pelabuhan) dan saya surprise satu pelabuhan yang ada di sungai tapi kapasitasnya cukup besar," ucap Budi.
Di lokasi memang terlihat peti-peti kemas yang tertumpuk cukup banyak. Lantas, Budi berpikiran mengenai wacana tol laut. Tol laut merupakan salah satu wacana dari pemerintahan Jokowi-JK. Adanya tol laut dimaksudkan memudahkan alur distribusi barang dari satu pulau ke pulau lainnya. Budi menyatakan prihatin dengan adanya bentangan harga barang di satu daerah dengan daerah lainnya.
"Hal yang kedua, kita tahu, kita sedang mengupayakan tol laut di mana disparitas harga tempat-tempat terpencil sangat mengkhawatirkan, karena mahal sekali," tutur Budi.
Ia berencana membuat jalur distribusi dari Pontianak menuju Pulau Natuna. Hal ini mengganti operasi penyediaan yang biasanya dijalankan dari Jakarta menuju Pulau Natuna langsung. Hal ini dikatakannya dapat mempersingkat waktu distribusi yang frekuensinya per 21 hari.
"Khusus di Natuna, tadinya kita supply dari Jakarta. Kita berpikir lain, kita lakukan reload. Di mana Jakarta-Pontianak sudah dioperasikan dengan kapal-kapal swasta. Dan baru dari Pontianak menuju Natuna menggunakan kapal-kapal perintis dan itu nanti akan kita subsidi," urai Budi.
"Harapannya, kalau selama ini setiap 21 hari Natuna itu tersupply dengan 250 ton, nanti akan lebih pendek, kurang lebih setiap 10 hari akan ada supply ke sana," sambungnya.
Selain itu, model distribusi ini, tambah Budi, dapat membangkitkan produktivitas Pontianak. Sehingga Pontianak dapat menyalurkan barang ke Natuna secara berkelanjutan.
"Bisa dibayangkan produktivitasnya meningkat. Harganya toh di Jakarta dengan Pontianak sama. Tinggal tol laut yang sudah digambarkan oleh teman-teman sebelumnya jadi lebih produktif. Kita tahu bahwasanya ini akan meningkatkan ekonomi bagi Pontianak, Natuna yang jadi daerah baru akan di-supply dari Pontianak," tutur Budi.
Rute Pontianak menuju Natuna ini adalah awalan rute tol laut yang ada di sisi barat. Sedangkan untuk sisi timur Indonesia, kata Budi, saat ini sedang dilakukan pengkajian bersama Pelindo 1,2, 3 dan 4.
(jor/jor)