Jelang Musim Hujan, BNPB Diminta Buat Peta Rawan Banjir dan Longsor

Jelang Musim Hujan, BNPB Diminta Buat Peta Rawan Banjir dan Longsor

Niken Purnamasari - detikNews
Jumat, 02 Sep 2016 14:51 WIB
Ilustrasi (Foto: Dokumentasi BNPB)
Jakarta - Curah hujan yang tinggi beberapa waktu ini, menyebabkan sejumlah wilayah di Indonesia terkena banjir. Untuk mengantisipasi terjadinya banjir di wilayah lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera merampungkan peta rawan banjir.

Hal itu ia sampaikan dalam rapat koordinasi dengan sejumlah kementerian dan lembaga di kantor kementrian PMK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat pada Jumat (2/9/2016).

Menanggapi permintaan Puan soal peta rawan banjir, Kepala BNPB Willem Rampangilei mengatakan saat ini belum semua daerah telah dipetakan. Baru sekitar 100 kabupaten di Indonesia yang telah masuk dalam peta rawan banjir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk peta rawan banjir terus terang belum semua daerah dipetakan rawan banjir. Kita sedang membuat peta rawan bencana di 35 provinsi sudah dibuat dengan skala 1:250.000. Sedangkan untuk kabupaten skalanya 1:50.000 dan belum semua kabupaten dipetakan. Baru sekitar 100 kabupaten yang memiliki itu," ujar Willem.

Willem memaparkan, jumlah korban bahaya akibat bahaya banjir di Indonesia saat ini tercatat 63,7 juta jiwa. Sementara tanah longsor yakni 40,9 juta jiwa.

"Tadi Instruksi Menko, BNPB harus selesaikan peta rawan banjir dan longsor dulu. Ini prioritas kita untuk bagaimana menyelamatkan mereka. Sesuai RPJMN, negara harus menurunkan indeks resiko bencana di 136 kab/kota. Yang sudah diturunkan ada 30 persen. Jadi apa yang kita lakukan sudah dikoordinasikan dalam rangka itu juga," jelasnya.

Sementara itu, Kepala BMKG Andi Eka Sakya menjelaskan, musim kemarau basah akan terus terjadi hingga Februari 2017. Diperkirakan 70 persen dari seluruh wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan yang maju dan 92,7 persen daerah mengalami musim hujan pada bulan ini.

"Kemarau basah ini masih akan terjadi sampai Februari akibat La Nina. Kami perkirakan November, La Nina akan menguat. Tapi diprediksi intensitasnya moderat. Akibat hal ini adalah kemarau basah dan majunya musim hujan di Indonesia. Ini harus diwaspadai," tutur Andi. (nkn/Hbb)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads