Akun Brondong Bogor dan Kisah AR Bangun Bisnis Prostitusi Anak untuk Gay

Akun Brondong Bogor dan Kisah AR Bangun Bisnis Prostitusi Anak untuk Gay

Idham Kholid - detikNews
Kamis, 01 Sep 2016 19:00 WIB
Ilustrasi prostitusi anak (Ilustrator: Andhika Akbarayansyah)
Jakarta - AR (41) ditangkap polisi karena menjajakan anak untuk prostitusi pelanggan kaum gay. AR diringkus di sebuah hotel di wilayah Bogor, Jawa Barat. Bagaimana AR membangun bisnis prostitusi anak?

AR merupakan residivis. Dia ditahan di LP Paledang, Bogor, selama 2 tahun 6 bulan karena menjajakan perempuan untuk prostitusi. Keluar dari penjara sekitar Maret 2016 lalu, AR ngekos di daerah Bogor. Di sinilah dia mulai membangun bisnis prostitusi anak untuk kaum gay.

"Bebas dari LP, dia ngekos, dia dekati dan pengaruhi anak-anak ABG. Lalu bikin grup RCM, Reo Ceper Manajemen," kata Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (1/9/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

AR juga mengaku aktif digunakan oleh sebuah LSM untuk memberikan penyuluhan tentang HIV/AIDS untuk kalangan LGBT. Polisi saat ini masih mencari LSM itu untuk dimintai keterangan.

Dalam menjalankan aksinya, salah satu yang digunakan AR adalah media sosial Facebook untuk menjajakan para bocah laki-laki ke pelanggan gay.

Akun Facebook yang digunakan AR berhasil terendus Tim Cyber Crime Direktorat Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Bareskrim Polri Pada awal Agustus lalu. Tim ini memang aktif melakukan patroli cyber.

"Tim menemukan akun Facebook berjudul Berondong Bogor. Di situ terbaca ada komunikasi yang mengarah ke seksual dan eksploitasi anak," ujar Ari.

AR juga membuat klasifikasi anak dalam penawarannya di akun itu, sesuai dengan permintaan pelanggan.

"V tanda (untuk anak yang bisa sebagai) perempuan, T laki-laki dan B biseks. Jadi ada yang siap sebagai laki-laki, perempuan dan dua-duanya," tuturnya.

Tim yang menyamar dengan berpura menjadi pelanggan akhirnya berhasil menciduk AR, Selasa (31/8). Selain AR, ada tujuh anak dan satu orang dewasa yang juga diamankan.

"Dalam salah satu HP ditemukan daftar 99 nama anak," ujarnya.

Soal tarif, AR mematok harga Rp 1,2 juta untuk short time. Dari jumlah itu, AR hanya memberikan uang kisaran Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu ke anak.

Namun, ada juga pelanggan yang memesan anak untuk seharian. Tarifnya mencapai Rp 10 juta.

"Info terakhir pernah dibayar Rp 10 juta oleh WN Malaysia," ujarnya.

(idh/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads