Rumah Dibongkar, Warga Rawajati Dirikan Tenda di Trotoar Dekat Kalibata City

Rumah Dibongkar, Warga Rawajati Dirikan Tenda di Trotoar Dekat Kalibata City

Andhika Prasetia - detikNews
Kamis, 01 Sep 2016 17:49 WIB
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Jakarta - Pemprov DKI Jakarta telah melakukan penertiban bangunan warga di Rawajati, Jakarta Selatan. Setelah rumahnya dirobohkan, warga malah mendirikan tenda darurat di trotoar yang berada di dekat Apartemen Kalibata City.

Pantauan di Jl Rawajati Barat, Jaksel, Kamis (1/9/2016) sekitar pukul 17.00 WIB, puluhan tenda sudah berdiri di trotoar yang berada di dekat Apartemen Kalibata City. Tenda-tenda itu terbuat dari terpal dengan bambu sebagai penyangga. Beberapa tenda dibuat dari sisa-sisa spanduk.
Foto: Andhika Prasetia

Warga pun terlihat duduk-duduk di tenda yang telah mereka dirikan. Warga mengaku tidak akan pindah ke tempat lain karena sudah puluhan tahun tinggal di Rawajati meskipun tidak memiliki sertifikat tanah.

"Saya di sini aja, saya juga bingung mau tinggal di mana. Nasib jadi warga kecil ditindas terus," kata seorang warga yang tinggal di tenda, Tasim (41).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tasim dan para tetangganya enggan berpindah ke Rusun Marunda yang ditawarkan oleh Pemprov. Alasannya, jarak Rusun Marunda sangat jauh dan akan menyulitkan warga.
Foto: Andhika Prasetia

"Lu bayangin aja, Marunda kan ujung banget, pinggir laut. Mau ngapain entar di sana? Kalau masih di Pasar Minggu sih mau aja," ujar Aminah (56), warga Jl Rawajati Barat No 24, RT 09/04.

Warga yang berdagang pun menolak dipindahkan ke pasar PTSP. Warga beralasan, kondisi pasar PTSP sepi sehingga akan sulit untuk berdagang.

"Males lah, sepi pasarnya. Bisa enggak laku nanti dagangan saya. Padahal kalau dagang di sini lumayan, cleaning service dari Kalibata City sering makan di tempat saya," tutur Kasim yang sebelumnya membuka usaha warteg.
Foto: Andhika Prasetia

Beberapa warga Rawajati juga terlihat meminta-minta di pinggir jalan. Sedangkan yang lainnya, hanya duduk-duduk di tenda yang telah didirikan.

Tak hanya orang tua, anak-anak bahkan bayi juga kini sebagian hidup di tenda di trotoar itu. Warga tak tahu akan sampai kapan bertahan hidup di tenda, mereka tetap akan menolak dipindahkan ke Rusun Marunda.

"Nggak mau! coba dipikir saja. Marunda daerah ujung, di sana mau dagang apa? Mau usaha apa? Boleh lah kalau sudah dibangun rusun daerah Pancoran, daerah Depok masih mau," tegas warga lainnya, Zainal Abidin (71).

(Hbb/Hbb)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads