Operasi Nila Jaya 2016 Ringkus 2 Orang yang Konsumsi Narkoba

Operasi Nila Jaya 2016 Ringkus 2 Orang yang Konsumsi Narkoba

Niken Purnamasari - detikNews
Kamis, 01 Sep 2016 13:56 WIB
Foto: Razia narkoba di apartemen/ Niken detikcom
Jakarta - Operasi Nila Jaya 2016 yang dilakukan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya secara gabungan meringkus satu orang yang positif menggunakan narkoba serta satu orang yang memiliki senjata api ilegal.

Operasi dilakukan secara gabungan bersama BNN, BNP, Polres Jakarta Utara, Polsek Kelapa Gading serta Imigrasi berlangsung di Apartemen Gading Nias, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Kamis (1/9/2016).

Dimulai pukul 10.00 WIB, tim mulai menyisiri sejumlah tower apartemen berdasarkan data pemetaan yang telah didapatkan polisi. Fokus target pada operasi ini yaitu Warga Negara Asing (WNA).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari hasil operasi, sebanyak 38 WNA berkebangsaan Afrika sempat diperiksa. Mereka tidak positif menggunakan narkoba, tapi pihak Imigrasi Jakarta Utara tetap memeriksa terkait dokumen paspor.

"Yang kita peroleh 38 WN Afrika. Dari 38 tersebut tidak ada yang positif (narkoba). Hanya ditemukan 7 orang yang tidak memiliki paspor dan ditangani rekan kita dari imigrasi," ujar Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar (Kombes) John Turman di lokasi operasi, Kamis (1/9/2016).

Selain mengamankan 38 WN Afrika, hasil operasi juga mengamankan satu Warga Negara Indonesia (WNI) berinisial S yang positif menggunakan narkoba usai dites urin serta barang bukti berupa bong sabu. Polisi juga menangkap satu WNI yang kedapatan memiliki senjata api.

"Ini (barang bukti) kita temukan dari kamar 2F, kita dapat. Tersangka belum kita tentukan. Satu positif menggunakan narkoba dari urin, inisial S. Satu lagi kepemilikan senjata api. Kita bawa mereka ke Polda Metro Jaya. Sementara akan kita cek dan diperdalam. Sasaran kita WNA yang ketemu justru WNI nya," jelas ia.

Sedikitnya pengedar serta pemakai narkoba yang terjaring dalam operasi tersebut, sempat disinyalir karena operasi telah diketahui mereka. Namun, Kombes John Turman menjelaskan, pada saat dilakukan operasi rata-rata dari target sasaran mereka tengah tidur.

"Rata-rata mereka banyak yang tidur saat kita lakukan operasi. Kamar dikunci. Oleh pengelola apartemen mereka sangat membantu kita. Mereka ikut mendobrak. Mungkin ada saja yang bocor tapi faktanya mereka tidur di dalam. Makanya kita lakukan operasi ini pagi. Data yang masuk ke kita WNA, begitu kita dobrak WNI," ungkapnya. (nkn/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads