Menurut Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Afif, Rabu (31/8/2016), kondisi yang terjadi memang seperti itu. Kemampuan alat juga terbatas.
"Yang terang ini pertama kapasitas alat ya. Alat ini kan tidak bisa 24 jam. Nanti akan panas. Nah oleh karena itu saya menyarankan sistem antrean itu dilakukan sesuai dengan kemampuan alat. Misalnya satu hari itu 200. Sisanya besok lagi. Jadi seperti itu," jelas dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang tidak mampu karena alatnya. Jadi dia bisa rekam di kecamatan sebelahnya. Itu dimungkinkan. Soal lembur sampai di tahun 2016 ini hari Sabtu Minggu kan banyak yang masuk. Memang kita sudah dari dulu masuk jadi tidak perlu khawatir. Ini kan sampai malam-malam terus," urai dia.
"Saya waktu kemarin di NTB lihat itu sampai malam kemudian di hari Sabtu lalu sudah banyak yang lembur. Ini memang sudah jadi tradisi Dukcapil ya untuk memberikan pelayanan sebelum orangnya habis itu kantornya nggak tutup. Blangko sampai sekarang masih banyak. Kita kan cetak 4,6 juta yang terpakai 1,5 juta. Jadi masih ada 3 juta keping blangko. Nah yang perlu adalah masing-masing daerah ketika akan habis itu mengambil. Jangan sampai kehabisan baru mengambil," tegas dia. (yds/dra)