Siang ini screening juga dilakukan terhadap penumpang SilkAir dengan nomor penerbangan MI-104 yang tiba di Semarang pukul 15.05 WIB. Penumpang dari Singapura yang sampai di pintu kedatangan internasional melewati alat termal scan untuk mendeteksi suhu tubuh secara massal.
Alat tersebut tersambung dengan layar yang menunjukkan suhu tubuh penumpang yang melintasi termal scan. Suhu tubuh manusia yang melintasi alat menyerupai gerbang metal detektor itu akan didefinisikan dengan warna pada bayangan penumpang di layar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita punya alat termal scan. Deteksi dini dengan alat pemantau suhu tubuh secara massal. Yang suhunya lebih 38 derajat, kita screening," kata Priagung di Bandara Ahmad Yani Semarang, Rabu (31/8/2016).
Bila ditemukan ada penumpang yang memiliki gejala mengidap Zika, maka akan dilakukan tindakan khusus. Medis akan melakukan penanganan dan akan dirujuk ke RSUP dr. Kariadi Semarang.
"Kalau ada ditemukan, ada treatment khusus ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut," pungkasnya.
Untuk saat ini memang baru kedatangan dari Singapura yang dilakukan langkah antisipasi virus Zika tersebut karena sudah terjadi di sana dan menjangkit lebih dari 50 orang.
"Singapura sudah ada yang terjangkit. Kita lakukan ini yang datang dari Singapura," tandas Priagung.
Antisipasi Zika yang dilakukan oleh 8 petugas di Bandara Internasional Ahmad Yani itu sudah dimulai hari Selasa kemarin tersebut akan terus berjalan hingga ada pernyataan aman virus di Singapura dari pemerintah setempat.
"Kita lakukan terus sampai ada pernyataan di Singapura aman. Kita hanya waspada. Sampai saat ini belum ada yang terjangkit," ujar Priagung.
Salah satu penumpang, Isfalia menanggapi positif kegiatan tersebut karena bisa tahu jika ada yang terjangkit virus sehingga langkah cepat penanganan bisa dilakukan.
"Saya khawatir dengan Zika, saya malah seneng ada pemeriksaan ini. Bisa tahu pembawa virus," kata Isfalia.
Singapura merupakan salah satu tujuan wisata terbesar di Asia Tenggara, potensi penyebaran virus pun ada di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Myanmar, termasuk Indonesia.
Sementara itu pemerintahan Singapura sudah melakukan pemberantasan nyamuk besar-besaran sejak kasus Zika pertama kali mencuat di negeri singa tersebut pada 27 Agustus lalu. The National Environment Agency (NEA) Singapura mendatangi rumah-rumah bahkan melakukan penyemprotan insektisida di gedung-gedung tinggi.
Salah satu bahaya virus Zika yang ditularkan melalui gigitan nyamuk pengidap Zika itu adalah pada bayi dan janin yang menyebabkan kepala kecil akibat lahir dengan mikrosefali, gangguan perkembangan otak. (alg/rvk)











































