"Gimana ya, rasanya tuh pagi nelangsa pulang sengsaralah, tiap pagi kena macet keluar Halim, tiap malam kena macet dari Semanggi sampai Cawang, nah ada aturan baru makin menjadi-jadi dong," kata penumpang Transjabodetabek jurusan Grogol-Bekasi Timur, Maria (21) saat berada di dalam bus, Selasa (30/08/2016).
Maria yang adalah mahasiswi tingkat akhir Universitas Atmajaya tersebut memang pelanggan setia TransJabodetabek sejak APTB dihapuskan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sih ngerasa rugi, kalau TransJabodetabek udah ada 100 bus nah baru saya enggak pakai mikir deh tapi kalau begini ya orang yang emang enggak punya mobil dan harus naik bus kan kasian," cetus Maria.
Senada dengan Maria, Banu (33) salah satu penumpang TransJabodetabek juga merasakan hal yang sama. Diberlakukannya aturan ganjil-genap tidak dibarengi kesiapan moda transportasi umum di Jakarta.
![]() |
"Yang ke Jakarta kan bukan cuma orang Jakarta, kalau seribu orang stop bawa mobil ya masa angkutannya segitu-gitu aja, ditambahlah, yang dari luar Jakarta apalagi, kan isinya Jakarta dari mana-mana," kata Banu yang bekerja sebagai salah satu petugas keamanan di kawasan Petamburan.
Banu yang juga berdesakan sejak masuk ke dalam bus tersebut mengaku pasrah akan 'cobaan' tambahan di jam pulang kerja itu.
"Anggap aja cobaan tambahan sebelum ketemu anak istri, kan katanya demi Jakarta nyaman, kita bukan warga Jakarta nurut ajalah," kata Banu mengakhiri pembicaraan.
![]() |